UNAIR NEWS – Ada banyak topik penelitian yang menarik didalami dalam bidang ilmu komunikasi. Salah satunya, tentang media sosial. Tema ini tak hanya sedang ngetrend. Lebih dari itu, pergerakan dan interaksi di dalam media sosial, kerap dianggap cermin dari masyarakat yang sebenarnya.
Secara prinsip, hubungan media sosial dengan ilmu komunikasi tergolong dekat. Sebab, media sosial adalah sarana komunikasi kekinian yang akrab di tiap lapisan masyarakat. Memang, belum semua kawasan di Indonesia terjamah media sosial. Tapi paling tidak, sebagian besar wilayah yang telah tersentuh internet, masyarakatnya pasti mengenal aplikasi atau jejaring seperti facebook, twitter, whatsapp, blackberry, dan lain-lain.
Ada begitu banyak hal yang bisa ditelaah di media sosial. Yang kemudian, dijadikan rujukan untuk menentukan langkah, kebijakan, atau merumuskan solusi di ranah politik, sosial, budaya, dan lain sebagainya.
“Belakangan, banyak riset yang mengupas persoalan politik yang dikaitkan dengan media sosial,” kata Rendy Pahrun Wadipalapa S.Ikom., MA, Dosen Ilmu Komunikasi UNAIR.
Selama ini, pengguna media sosial semakin meningkat jumlahnya. Rentang usia pun makin luas. Meski umur pengguna masih relatif muda. Fenomena politik, tanggapan, dan kecenderungan perspektif para netizen (para pengguna media sosial), menarik untuk dipelajari. Mengapa? Karena dari sana, branding politik di media sosial bisa dirumuskan.
Seperti yang disampaikan di atas, tak hanya ranah politik yang dapat dikaji. Pergeseran budaya, pola interaksi sosial, dan asumsi masyarakat terhadap kebijakan publik pun dapat dieksplorasi di media sosial. Terlebih, saat ini instansi plat merah juga sudah menguatkan pondasinya di dunia maya. Sosialisasi program, penyebaran informasi, dan interaksi dengan warga dimaksimalkan melalui konsep “chatting” di media sosial. (*)
Penulis: Rio F. Rachman
Editor : Dilan Salsabila