Universitas Airlangga Official Website

Pengaruh Kulit Buah Naga pada Kadar Hemoglobin Tikus Putih

Julian Memberikan Pakan Pada Landak (Sumber: Kelompok 1 PJBL)
Julian Memberikan Pakan Pada Landak (Sumber: Kelompok 1 PJBL)

UNAIR NEWS – Tim mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan, Kedokteran, dan Ilmu Alam (FIKKIA) UNAIR Banyuwangi melakukan riset aktifitas pemberian simplisia kulit buah Naga terhadap jumlah eritrosit dan kadar Hemoglobin darah tikus Putih (Rattus Norvegicus) yang diinduksi timbal Asetat. Project based learning itu berdasar mata kuliah patologi klinik program studi Kedokteran Hewan FIKKIA UNAIR.

Anggota tim adalah Achmad Julian Andris, Hanifa Khansa Khairunnisa, dan Qurrotul Aini Dwi Agustin, Dika Dwi Oktavianti dari kelompok 1. Tujuan riset itu, untuk mengetahui jumlah eritrosit dan kadar hemoglobin darah tikus putih (Rattus norvegicus) pada pemberian simplisia kulit buah naga yang diinduksi timbal asetat.

Timbal (Pb) merupakan salah satu bahan pencemar udara yang sangat berbahaya. Dari catatan Bank Dunia, terlihat bahwa dampak pencemaran udara oleh timbal di Indonesia telah menimbulkan 350 kasus penyakit jantung, 62.000 kasus tekanan darah tinggi, serta angka kematian 340 orang per tahunnya. Makhluk hidup dapat terpapar logam berat Pb di alam melalui oral, inhalasi udara, dan melalui permukaan kulit. Di dalam tubuh, timbal bersifat sebagai radikal bebas. 

Toksisitas logam berat Pb dapat memberikan dampak yang berat, terutama pada organ hati. Adapun mekanisme kerusakan hati oleh timbal dapat terjadi akibat meningkatnya radikal bebas dan penurunan kemampuan sistem antioksidan tubuh sehingga memicu stres oksidatif. Antioksidan merupakan senyawa kimia yang dapat menyumbangkan satu atau lebih elektron kepada radikal bebas. Sehingga radikal bebas dapat direndam sifat radikal selnya. Senyawa antioksidan yang terkandung dalam tumbuhan yang memiliki aktivitas antioksidan adalah vitamin C, E, A, kerotinoid, polifenol asam fenolat, flavonoid, tannin dan ligan. 

“Salah satu tanaman yang mengandung antioksidan adalah kulit buah naga merah dan kami gunakan dengan bentuk simplisia,” ujar Julian Andris selaku anggota kelompok 1.

Hasil Ulasan Darah (Sumber: Kelompok 1 PJBL)

Penelitian menggunakan 12 ekor tikus putih jantan yang dibagi acak ke dalam 6 kelompok perlakuan dengan 2 kali pengulangan. K – : aquadest 0,5 ml, K+ : aquadest 0,5 ml selang 4 jam Timbal Asetat 1,5 mg/kg BB, P0 : Aquadest 0,5 ml selang 4 jam simplisia 9 mg/200g BB Tikus/hari, P1 : aquadest 0,5 ml, simplisia 11 mg/200g BB Tikus/hari, selang 4 jam Timbal Asetat 1,5 mg/BB, P2 : aquadest 0,5 ml, simplisia 13 mg/200g BB Tikus/hari, selang 4 jam Timbal Asetat 1,5 mg/BB, P3 : aquadest 0,5 ml, simplisia 15 mg/200g BB Tikus/hari, selang 4 jam Timbal Asetat 1,5 mg/BB.

Berdasar hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa hasil pemeriksaan kadar hemoglobin yang meningkat terjadi pada kelompok perlakuan P2 dengan diberi aquadest 0,5 ml, simplisia 13 mg/200g BB Tikus/hari, selang 4 jam Timbal Asetat 1,5 mg/BB sebesar 122 g/l . Sedangkan jumlah kasar eritrosit darah tikus putih (Rattus norvegicus) jantan dengan diberi aquadest 0,5 ml, simplisia 11 mg/200g BB Tikus/hari, selang 4 jam Timbal Asetat 1,5 mg/BB pada kelompok perlakuan P1 mengalami peningkatan sebesar 6,80 g/l. Berdasarkan hasil tersebut, penelitian memiliki kekurangan seperti uji fitokimia yang tidak dilakukan langsung oleh peneliti. Sehingga pada penelitian selanjutnya diharapkan peneliti menguji secara langsung untuk mengetahui kadar senyawa yang terkandung dalam simplisia kulit buah naga yang digunakan. 

Hasil Uji Darah Lengkap (Kelompok 1 PJBL)

“Dan diperlukan lebih lanjut dengan dosis serupa juga diperlukan dalam waktu yang panjang untuk mengetahui apakah terdapat efek samping yang mungkin ditimbulkan dari timbal asetat,” jelasnya.

Penulis: Azhar Burhanuddin/ Achmad Julian Andris, Hanifa Khansa Khairunnisa, Qurrotul Aini Dwi Agustin, Dika Dwi Oktavianti

Editor: Feri Fenoria