Universitas Airlangga Official Website

Pengaruh Pemilu 2024 terhadap Harapan Ekonomi dan Tantangan Ketidakpastian

Sumber: DetikNews
Sumber: DetikNews

UNAIR NEWS – Penyelenggaraan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 diperkirakan akan memberikan kontribusi signifikan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Menurut estimasi, kontribusi itu diharapkan mencapai 0,6 persen hingga 1,3 persen, yang setara dengan suntikan dana sebesar Rp 118,9 triliun sampai Rp 270,3 triliun ke dalam perekonomian nasional.

Prof Dr Sri Herianingrum SE MSi, guru besar ekonomi Universitas Airlangga, menjelaskan bahwa Pemilu bukan hanya berpengaruh dari aspek teknikal, tetapi juga dari aspek fundamental. Pemilu 2024 menjadi momentum krusial yang dapat mempengaruhi keputusan investasi, terutama oleh investor asing yang cenderung lebih hati-hati.

Pola perilaku pasar keuangan selama periode pemilu cenderung “wait and see“. Investor menunggu hasil pemilu untuk menilai kebijakan yang akan diambil oleh pemenang. Jika kebijakan tersebut mendukung pertumbuhan ekonomi dan stabilitas, respons positif dapat meningkat. Sebaliknya, kebijakan yang merugikan investor dapat menurunkan investasi.

“Tiap calon memiliki kebijakan yang berbeda-beda. Sehingga hal ini akan akan berpengaruh pada keputusan investasi. Apalagi investor asing yang cenderung lebih berhati-hati daripada investor domestic,” ungkap Prof Herianingrum.

Prof Dr Sri Herianingrum SE MSi, guru besar ekonomi Universitas Airlangga,  memberikan analisis dampak Pemilu 2024. (Foto: Pribadi)

Perubahan kebijakan ekonomi pasca-pemilu dapat memengaruhi sektor-sektor tertentu. Peningkatan pengeluaran pemerintah diharapkan meningkatkan konsumsi masyarakat dan memberikan efek multiplier yang tinggi pada sektor-sektor. Seperti, pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur.

Sejarah mencatat contoh dampak langsung pemilu terhadap ekonomi. Pemenang pemilu, seperti pada masa orde lama, dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dan tingkat inflasi. Sebaliknya, era reformasi di bawah BJ Habibie membawa stabilitas ekonomi dan peningkatan kepercayaan investor.

“Namun, bisa jadi meski dalam pemilu tetap terjadi peningkatan investasi apabila ada faktor makro lain yang membuat investor menjadi lebih bersemangat misalnya adanya prospek pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dari adanya Pembangunan infrastruktur, atau adanya surplus neraca perdagangan,” ujar Prof Herianingrum.

Untuk meredakan ketidakpastian ekonomi selama periode Pemilu, pemerintah perlu memberikan keterbukaan terkait proses pemilu dan rencana kebijakan pasca-pemilu. Dorongan terhadap investasi dalam negeri, kepastian bagi investor asing, dan kebijakan stabilisasi harga pangan menjadi langkah-langkah kunci untuk menjaga stabilitas ekonomi. Dengan demikian, pemerintah perlu merancang kebijakan yang seimbang untuk mendukung sektor keuangan, barang, dan jasa dalam menghadapi dinamika pemilu yang kompleks.

Penulis: Rosali Elvira Nurdiansyarani

Editor: Feri Fenoria