Universitas Airlangga Official Website

Pengmas FKp UNAIR Ulas Keberagaman dan Toleransi Desa Wirotaman

UNAIR NEWSFakultas Keperawatan (FKp) Universitas Airlangga yang bekerja sama dengan Airlangga Nursing Journalist menggelar pengabdian Masyarakat. Kegiatan tersebut berlangsung di Desa Wirotaman, Kabupaten Malang selama satu pekan pada (5-12/9/2023). Terdapat beberapa acara dalam kegiatan itu, seperti ziarah, sedekah bumi, medical check-up, hingga doa bersama lintas agama.

“Ziarah berlangsung di dua tempat. Beberapa hari yang lalu itu ada ziarah kubur ke makam Raden Sastrodikoro pendiri desa tempatku pengabdian sama ke Kyai Ilyas dan Mayjend Imam Soedjai,” ujar Ketua Pelaksana Kegiatan, Rosita, Kepada UNAIR NEWS (14/9/2023).

Desa Para Perwira

Rosita menjelaskan bahwa dahulu perwira-perwira perang sering singgah di desa tersebut, sehingga diberi nama Desa Wirotaman atau tamannya para perwira. Ia menjelaskan jika menziarahi kubur, masyarakat desa kerap melaksanakan doa tiga agama, yaitu Islam, Kristen, dan Hindu. Baginya, toleransi antar agama di tempat tersebut sangatlah kuat sehingga mampu menjadi pembelajaran bagi semua.

Selain itu, tim pengmas juga melakukan kunjungan kebun. Rosi menyatakan bahwa perkebunan kopi dan salak memang begitu subur. Setelah itu, terdapat sedekah bumi. Sedekah bumi merupakan acara tahunan Desa Wirotaman yang mulai ada kembali tahun ini setelah sempat vakum akibat pandemi Covid-19.

“Acaranya membawa gunungan sayur-sayuran, buah-buahan, dan seserahan lalu di bawa ke balai desa. Di balai desa itulah kita malaksanakan medical check-up untuk cek darah dan tensi secara gratis,” ungkapnya.

Belajar Toleransi dan Kerukunan Masyarakat

Rosita merasa beruntung karena kegiatan pengmas terlaksana bersamaan dengan acara adat yang lain sehingga memberikan pembelajaran dan pengalaman tersendiri. Baginya, kegiatan doa bersama lintas agama menjadi hal yang cukup berkesan karena cukup jarang ditemui ditempat lain.

“Dari pagi sudah ada persiapan buat tempat berdoanya agama Hindu. Jadi tempatnya di-setting di balai desa. Lalu ada kenduri ala agama Hindu dan makan-makan,” tambahnya.

Ada juga doa bersama dari umat Kristen. Dalam kegiatan itu, juga terdapat penampilan dari siswa taman kanak-kanak. Malan harinya ditutup dengan doa bersama dengan tradisi umat Islam serta pengajian dan tahlilan.

“Kita di sini turut meramaikan dan menjadi panitia acara untuk menyambut ulang tahun desa. Kebetulan usia desa ini sama dengan UNAIR, yaitu 69 tahun,” pungkasnya. (*)

Penulis : Afrizal Naufal Ghani

Editor  : Binti Q Masruroh