Universitas Airlangga Official Website

Pengmas FPK Ajak Warga Rangkah Kembangkan Budi Daya Bioflok

Pengoprasian alat FLO-RETECH sebagai pemantau kualitas air kolam bioflok (Foto: Dok. tim pengmas)
Pengoprasian alat FLO-RETECH sebagai pemantau kualitas air kolam bioflok (Foto: Dok. tim pengmas)

UNAIR NEWS – Universitas Airlangga (UNAIR) sebagai salah satu perguruan tinggi terkemuka selalu mengamalkan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang salah satunya pengabdian masyarakat (pengmas). Kali ini Fakultas Perikanan dan Kelautan (FPK) UNAIR melakukan pengmas ke Desa Rangkah, Kecamatan Tambaksari, Surabaya pada Selasa (22/10/24). Pengmas ini mengajak masyarakat Rangkah untuk kembangkan budi daya bioflok.

Tim pengmas ini beranggotakan Andini Ariani Carolina, Vito Reyner Adriananda, Mochammad Ramadhany Rahmansyah, Alifia Rizky Faradisa dan dibimbing oleh Dr Woro Hastuti Satyantini Ir M Si. Pengmas ini berlatar belakang dari keikutsertaan FPK dalam Pameran SDGs 2024 yang akan diselenggarakan di UNAIR.

Menggandeng tim PKM FLO-RETECH, pengabdian masyarakat ini melakukan sosialisasi terkait pentingnya pemantauan kualitas air secara berkala pada sistem bioflok yang memiliki peran penting dalam budi daya. Selain sosialisasi,  tim pengmas FPK akan memberikan alat FLO-RETECH secara sukarela sebagai pemantau kualitas air secara berkala dalam menyokong budi daya.

Andini selaku ketua program pengmas ini mengatakan bahwa awal mula tercetusnya kegiatan ini karena adanya problematika di masyarakat Desa Rangkah. Masyarakat  yang melakukan budi daya bioflok seringkali menemui kasus kematian ikan sebagai komoditas budidaya. Hal tersebut terjadi sebab sulitnya memantau kualitas air dari kolam bioflok.

Tim Pengmas FPK mengunjungi desa mitra di Rangkah, Tambaksari (Foto: Dok. tim pengmas)
Tim Pengmas FPK mengunjungi desa mitra di Rangkah, Tambaksari (Foto: Dok. tim pengmas)

Selain itu, masalah sisa pakan dalam kolam juga membuat kadar amoniak kolam menjadi naik. Untuk menangani permasalahan ini tim pengmas FPK berupaya memberikan sosialisasi terkait dengan cara budi daya bioflok yang benar. Selain itu, tim pengmas FPK juga mengupayakan bantuan alat pemantau rasio kualitas air kolam.

“Dalam program ini kami mengajak pembudidaya lokal untuk dapat meningkatkan efisiensi budi daya bioflok dengan menggunakan teknik yang benar. Kami juga sangat terbuka dengan warga lainnya yang ternyata memberikan respons positif dengan adanya pengmas ini. Beberapa warga sampai ada yang tertarik ingin mencoba budi daya bioflok,” ungkapnya.

Selaras dengan pengembangan SDGs, pengmas ini mengusung 4 poin SDGs sebagai landasannya. Di antaranya poin ke-7 tentang energi bersih dan terjangkau, poin ke-8 pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi, poin ke-9 industri, infrastruktur dan inovasi serta poin ke-14 kehidupan bawah air.

“Dalam pengmas ini segala jenis kegiatannya berdasarkan dengan poin SDGs. Nantinya luaran program ini akan ditampilkan dalam pameran SDGs. Tentunya kami harus menyesuaikan dengan poin SDGs yang ada. Contohnya pada poin 8 pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi. Di mana harapannya setelah pengmas ini perekonomian warga rangkah akan naik,” ungkapnya.

Dalam program ini, tim pengmas FPK memberikan sosialisasi terkait budi daya bioflok, kualitas air yang optimal dan cara mengontrol kualitas melalui alat flo-retech. Harapannya sosialisasi ini dapat meningkatkan efisiensi dalam budidaya bioflok sehingga profit dapat memperoleh profit yang lebih tinggi.

Selain itu program yang sudah berjalan sejak agustus ini akan terus memantau perkembangan hasil budi daya dari masyarakat mitra serta peningkatan perekonomian warga sekitar. Hal ini menjadi bukti komitmen tim pengmas FPK dalam menangani permasalahan yang ada di masyarakat. 

Penulis: Rifki Sunarsis Ari Adi

Editor: Yulia Rohmawati