Universitas Airlangga Official Website

Pengmas FPK UNAIR Kenalkan Masyarakat Dusun Trenggumung Olahan Rumput Laut

Tim FPK UNAIR saat adakan pengmas di Dusun Trenggumung (Foto: Dwi Yuli Pujiastuti)
Tim FPK UNAIR saat adakan pengmas di Dusun Trenggumung (Foto: Dwi Yuli Pujiastuti)

UNAIR NEWS – Fakultas Perikanan dan Kelautan (FPK) Universitas Airlangga kembali menyelenggarakan program pengabdian masyarakat (pengmas). Pengmas berlangsung pada Minggu (1/9/24) di Dusun Trenggumung, Desa Tambakagung, Kabupaten Mojokerto. Kegiatan pengmas bertujuan untuk memberdayakan warga Dusun Trenggumung. Khususnya untuk mengolah rumput laut sebagai bahan utama dalam pembuatan permen jeli dan sabun sebagai branding kesehatan dan pemberdayaan masyarakat.

Dosen FPK UNAIR Dwi Yuli Pujiastuti mengungkapkan program pengabdian masyarakat ini tercipta karena adanya aspirasi masyarakat Dusun Trenggumung. Masyarakat desa tersebut agar FPK UNAIR memberikan pengarahan terkait pengolahan komoditas perikanan khususnya rumput laut.

“Pemilihan lokasi sudah kami lakukan sejak 2023. Warga Dusun Trenggumung meminta agar kami melakukan pengabdian masyarakat yang berhubungan dengan komoditas perikanan yang tidak berfokus hanya pada ikan. Karena itu, kami memutuskan untuk menggunakan rumput laut sebagai komoditas utama yang kami gunakan dalam pengabdian masyarakat ini,” ungkapnya. 

Pemilihan rumput laut sebagai komoditas utama pada program pengabdian masyarakat ini tidak hanya karena rumput laut merupakan sumber antioksidan, antimikroba, dan memiliki kandungan gizi yang tinggi. Lebih dari itu, rumput laut juga dapat menjadi pengental dan pengenyal pada olahan baik pangan maupun nonpangan.

Proses pembuatan permen jeli dan sabun dari rumput laut (Foto: Dwi Yuli Pujiastuti)
Proses pembuatan permen jeli dan sabun dari rumput laut (Foto: Dwi Yuli Pujiastuti)

“Dengan karakteristik rumput laut ini kami berupaya memberdayakan masyarakat untuk mengolah rumput laut. Bukan hanya sebagai olahan pangan, tetapi juga dapat menjadi  branding kesehatan dengan mengolahnya sebagai sabun yang kemudian untuk mencuci tangan,” ungkapnya. 

Dalam pengabdian masyarakat ini, Dwi mengungkapkan bahwa masyarakat Dusun Trenggumung masih awam dengan komoditas rumput laut. Selain karena cukup jarang adanya warga yang mengetahui pengolahan rumput laut, namun juga banyak warga yang tidak mengetahui tempat untuk membeli bahan tersebut.

“Tantangan yang cukup sulit bagi kami yaitu karena memang masyarakat Dusun Trenggumung masih awam dengan pengolahan rumput laut. Selain itu, banyak yang belum mengetahui lokasi pasar dan tempat lainnya yang menjual rumput laut. Karena itu, kami tawarkan untuk berbelanja bahan dasar rumput melalui e-commerce,” tambahnya. 

Dengan adanya pengabdian masyarakat ini, harapannya dapat memberdayakan peserta program yang mayoritasnya adalah ibu rumah tangga di Dusun Trenggumung. Luaran yang diharapkan yaitu adanya keberlanjutan dari kegiatan pengolahan permen jeli dan sabun rumput laut yang nantinya dapat digunakan sebagai mata pencaharian bagi masyarakat sekitar.

Selain itu, pengolahan rumput laut menjadi permen jeli dan sabun rumput laut dapat menjadi ciri khas bagi Dusun Trenggumung untuk menarik wisatawan agar datang berkunjung. “Kami berharap setelah adanya program ini maka ibu rumah tangga di Dusun Trenggumung ini dapat mengembangkan pengolahan permen jeli dan sabun ini hingga dapat dijual sebagai oleh oleh atau cinderamata. Kami akan terus memantau kurang lebih dua bulan ke depan untuk melihat perkembangan dari program ini,” tutupnya. 

Penulis: Rifki Sunarsis Ari Adi

Editor: Yulia Rohmawati