Universitas Airlangga Official Website

Pengmas Linguistik FIB Ajak Masyarakat Promosikan Wisata Kampung Peneleh

HIMA LINGUA dengan anak-anak di Kampung Peneleh (Foto: Dok. Panitia)
HIMA LINGUA dengan anak-anak di Kampung Peneleh (Foto: Dok. Panitia)

UNAIR NEWS – Sebagai salah satu kampung wisata di Surabaya, Kampung Peneleh memiliki potensi besar untuk menarik wisatawan. Namun, keterbatasan jumlah pemandu wisata menjadi salah satu kendala utama. Menanggapi masalah tersebut, Himpunan Mahasiswa Program Studi S2 Ilmu Linguistik (HIMA LINGUA) dari Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Airlangga (UNAIR) mengadakan kegiatan pengabdian masyarakat (pengmas).

Pengmas tersebut melibatkan anak-anak Kampung Peneleh untuk menjadi pemandu wisata. Kegiatan ini berlangsung selama dua hari, dari Sabtu hingga Minggu (24-25/8/2024). Primordia Carissa Pertiwi, atau Dea sapaannya, selaku ketua pelaksana kegiatan pengmas mengungkapkan bahwa Kampung Peneleh mengalami keterbatasan jumlah pemandu wisata.

“Dengan mengangkat permasalahan ini, kami ingin mengajarkan anak-anak di Kampung Peneleh bagaimana menjadi pemandu wisata yang baik. Mulai dari pengajaran bahasa Inggris dasar hingga cara berkomunikasi yang efektif,” ujar Dea.

Kegiatan pengmas ini berbeda dari sebelumnya karena kali ini HIMA LINGUA berfokus pada pengajaran menjadi pemandu wisata. Bukan hanya sekadar berkomunikasi dalam bahasa Inggris. “Kami mengajarkan anak-anak cara menjelaskan tempat wisata di Peneleh dalam bahasa Inggris. Ini adalah terobosan baru yang kami harapkan dapat meningkatkan kemampuan mereka dalam berkomunikasi dengan turis,” jelasnya.

Hima LINGUA memberikan pengajaran kepada anak di Kampung Peneleh (Foto: Dok. Panitia)
Hima LINGUA memberikan pengajaran kepada anak di Kampung Peneleh (Foto: Dok. Panitia)

Pengmas ini melibatkan dua spot utama di Kampung Peneleh, yaitu Toko Buku Peneleh, yang merupakan toko buku tertua di Surabaya, dan Rumah HOS Tjokroaminoto, yang pernah menjadi tempat tinggal Ir Soekarno. Pada hari pertama, anak-anak mendapatkan pengajaran dasar-dasar bahasa Inggris untuk membantu mereka menjawab pertanyaan turis mengenai spot-spot tersebut. “Di hari pertama, kami mengajarkan bahasa Inggris dasar agar anak-anak bisa menjelaskan sedikit kepada turis tentang tempat-tempat tersebut,” ungkapnya.

Pada hari kedua, kegiatan berlanjut dengan pembuatan video konten yang berisi penjelasan tentang kedua spot wisata tersebut. “Anak-anak merekam video di dua spot, menggunakan bahasa Indonesia yang nantinya akan diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris pada videonya,” jelas Dea. Output ini harapannya dapat membantu mempromosikan Kampung Peneleh kepada turis, baik lokal maupun asing.

Kegiatan ini melibatkan 13 panitia dari HIMA LINGUA serta beberapa dosen dari FIB termasuk Prof Dr Dra Ni Wayan Sartini, MHum selaku kaprodi; dan Ibu Viqi Ardaniah, SS MA Linguistik PhD selaku pembina HIMA. Dea menekankan bahwa dukungan dari dosen-dosen ini sangat berperan penting dalam kelancaran program. “Para dosen sangat mendukung dan bahkan terjun langsung untuk melihat bagaimana anak-anak belajar,” tambahnya.

Dea berharap program pengmas ini dapat membantu warga Kampung Peneleh untuk dapat mempromosikan tempat wisata mereka. “Program ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan kemampuan bahasa Inggris anak-anak tetapi juga untuk membantu mereka berkontribusi dalam mempromosikan tempat-tempat bersejarah di kampung mereka,” tutupnya.

Penulis: Ahmad Hanif Musthafa

Editor: Yulia Rohmawati