Universitas Airlangga Official Website

Pentingnya Imunisasi untuk Mencegah Polio

UNAIR NEWS – Polio merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus golongan Human Enterovirus. Virus ini memperbanyak diri di usus dan dikeluarkan melalui kotoran manusia. Dr dr Dominicus Husada SpA(K) DTM&H MCTM(TP) yang merupakan konsultan infeksi pada anak sekaligus pengajar di Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Airlangga (UNAIR) mengatakan bahwa polio dapat menyebabkan kaki seseorang memiliki bentuk yang tidak sama.

“Kakinya kecil sebelah ini gambaran klasik dari polio, itu hanya gambaran sedangnya,” katanya. “Polio kalau berat yang mati bukan otot kaki saja tapi otot lain. Yang menakutkan apabila terjadi pada otot pernapasan, penderita bisa terjadi kegawatdaruratan,” tambahnya.

Polio tidak memandang berbagai usia kendati demikian anak-anak memiliki risiko yang lebih tinggi untuk terpapar. Penularan polio terjadi melalui mulut dan kotoran. “Virusnya itu masuk lewat mulut dan dibuang oleh kotoran sehingga mencemarkan lingkungan,” jelasnya. Virus ini sulit untuk dihilangkan keberadaannya di lingkungan. Bila virus ini dibersihkan tidak ada yang bisa menjamin jika virus tidak akan muncul kembali.

Tidak ada gejala berat yang biasa dikeluhkan ketika mendapati kasus polio. Hanya saja jika sudah kontak terhadap virus selama kurun waktu 1 sampai 3 minggu maka keluhan akan muncul. “Anak nggak mau berdiri, nggak mau berjalan, atau saat berjalan kakinya diseret salah satu biasanya ini keluhan utamanya,” papar Dominicus.

Dr dr Dominicus Husada SpA(K) DTM&H MCTM(TP) (kiri) saat menjadi narasumber pada podcast IDI Jatim Episode 20 yang berjudul “Kasus Polio Kembali Lagi, Memahami Pentingnya Imunisasi Polio”.

Otot yang mati akibat terpapar virus polio tidak bisa dipulihkan. “Kalau jika terkena polio maka kakinya akan kecil terus. Kalau yang terkena otot pernapasan ya otot nafasnya akan mati seumur hidup,” tuturnya. Sehingga ketika otot pernapasan mati maka penderita polio harus mendapatkan alat bantu untuk menunjang pernapasannya tetap berjalan.

Pentingnya Imunisasi Polio

Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mencegah polio adalah melakukan imunisasi. Vaksin polio tersedia dalam 2 bentuk yaitu tetesan dan suntik. Vaksin polio yang berbentuk tetesan terbuat dari virus hidup yang dihilangkan kemampuannya. Jika vaksin polio suntik berisi virus yang dimatikan.

Imunisasi polio bisa diberikan setelah lahir. “Wajib pada usia 2, 3, 4 bulan. Setelah itu di usia 18 bulan bisa diberikan. Paling tidak seseorang terpapar sekitar 5 kali imunisasi polio,” katanya.

Dominicus berpesan kepada seluruh orang tua untuk segera melakukan imunisasi polio bagi anaknya. “Kalau terlambat vaksin misalnya kalau seseorang keluar rumah tapi teringat belum mengunci pintu, maka seseorang itu akan berusaha untuk kembali ke rumah. Sama seperti imunisasi polio, jika teringat belum imunisasi maka segera lakukan,” terangnya.

Menurut Dominicus memberikan anak imunisasi polio merupakan salah satu cara untuk melindungi anak dan orang lain dari paparan polio. “Imunisasi sesuai dengan pedoman yang ada. Silakan dimanfaatkan apalagi pemerintah menyediakan gratis. Demi kesehatan bersama dan anak-anak harus dilindungi. Maka vaksinlah, jika ragu segera berkonsultasi,” tutupnya.

Pesan itu disampaikan oleh Dominicus pada Podcast Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jawa Timur (Jatim) episode 20 yang berjudul Kasus Polio Kembali Lagi, Memahami Pentingnya Imunisasi Polio. (*)

Penulis: Icha Nur Imami Puspita

Editor: Binti Q. Masruroh