Universitas Airlangga Official Website

Pentingnya Sertifikasi Kompetensi untuk Persiapan Dunia Kerja

Dr Fitri Ismiyanti SE MSi menyampaikan pentingnya sertifikasi manajemen risiko kepada peserta. (Sumber: Pribadi)

UNAIR NEWS – Sebagai bekal untuk bersaing di dunia kerja, Lembaga Peningkatan Kompetensi (LPK) FEB UNAIR mengadakan kegiatan sosialisasi dengan tema Siap Bersaing di Dunia Kerja dengan Bekal Sertifikasi Kompetensi. Sosialisasi pada Senin (29/5/2023) itu berlangsungdi Aula Fajar Notonagoro FEB UNAIR. Salah satu sertifikasi kompetensi yang menjadi bahasan adalah Pengelolaan Ketidakpastian Masa Depan melalui Manajemen Risiko.

Pentingnya Sertifikasi Kompetensi Manajemen Risiko

Dr Fitri Ismiyanti SE MSi sebagai pemateri menjelaskan pentingnya mempersiapkan dunia yang serba tidak pasti. “Nah, apalagi nanti menghadapi dunia kerja, pasti banyak menghadapi ketidakpastian,” singkatnya.

Fitri menyampaikan bahwa setiap orang harus memiliki rencana dalam kehidupannya. Misalnya, setelah lulus S1, seseorang ingin mendaftar S2 atau memilih untuk bekerja langsung. Perencanaan tersebut sudah menjadi bagian dari pengelolaan risiko.

Seorang yang menjabat sebagai Lektor Kepala di UNAIR itu menyarankan agar mahasiswa dapat mengambil sertifikasi kompetensi manajemen risiko sebelum lulus.

“Karena kalau sudah lulus, ambil sertifikasi manajemen risiko bayarnya 7-15 juta. Nah, keuntungan kalau Anda masih mahasiswa bayarnya cuman 200 ribu, sangat murah sekali. Murah sekali karena pendampingnya adalah dosen yang mengabdi tanpa batas,” jelas Fitri.

Kompetisi dunia kerja sangat berat sekali menurut Fitri. Dia menjelaskan bahwa kompetitor UNAIR itu, seperti UGM, UI, Undip, ITB, ITS, bahkan Binus. Jika semua mahasiswa kompetitor memperoleh nilai cum laude, pewawancara akan melihat kompetensi mahasiswa tersebut.

Pentingnya Ilmu Manajemen Risiko

Salah satu sertifikasi kompetensi yang bisa mahasiswa ambil adalah manajemen risiko. Sertifikasi ini penting untuk mengelola risiko-risiko yang terjadi dalam kehidupan seseorang.

“Manajemen risiko ada untuk mengukur seberapa dampak dari masing-masing kemungkinan terjadinya kesalahan tadi, kemudian melakukan pengelolaan risiko. Jadi gak bisa dihilangkan sama sekali emang, tetapi yang bisa adalah meminimalkan potensi terjadinya risiko,” jelas Fitri.

Fitri menjelaskan bahwa seseorang harus mengorbankan sesuatu untuk mendapatkan ‘expected’. Dia mengilustrasikan karir yang berada di atas puncak gunung sehingga seseorang akan melewati berbagai macam rintangan secara bertahap.

“Artinya, jalan menuju kesuksesan itu tidak instan, tidak tiba-tiba berada di puncak gunung,” singkat Fitri.

Pengelolaan risiko membuat seseorang dapat menjaga perencanaan ke depan supaya tidak keluar dari jalurnya. Dalam istilah manajemen risiko, keluar jalur itu bisa diartikan ‘penyimpangan’ dan seseorang tidak bisa menghindari itu. Namun, seseorang dapat mengukur dampak penyimpangan sehingga dia siap ketika keluar jalur.

Ilmu manajemen risiko akan menjadi benteng atas risiko-risiko yang akan dihadapi. “Kalau kita sudah belajar ilmu manajemen risiko, bekal kita cukup, kita tidak akan berat menaikinya (mengejar karir, Red). Semua risiko yang akan kemungkinan muncul, itu sudah kita petakan,” kata Fitri. (*)

Penulis: Muhammad Fachrizal Hamdani

Editor: Binti Q. Masruroh