Universitas Airlangga Official Website

Peran dan Tantangan Penggunaan Teknologi AI (Chat GPT) di Ranah Pendidikan

Prof Ainun Na’im Ph D M B A (kiri) menjadi pembicara dalam Seminar Nasional Chat GPT di perguruan tinggi : Pro dan Kontra Pelaksanaan Tri Dharma dengan Kecerdasan Buatan” di Aula Candradimuka GKB lt. 9 Kampus C, pada Selasa (19/12/2023)
Prof Ainun Na’im Ph D M B A (kiri) menjadi pembicara dalam Seminar Nasional Chat GPT di perguruan tinggi : Pro dan Kontra Pelaksanaan Tri Dharma dengan Kecerdasan Buatan” di Aula Candradimuka GKB lt. 9 Kampus C, pada Selasa (19/12/2023)

UNAIR NEWS – Fakultas Teknologi Maju dan Multidisiplin (FTMM) Universitas Airlangga (UNAIR) hadir membawakan “Seminar Nasional Chat GPT di perguruan tinggi: Pro dan Kontra Pelaksanaan Tri Dharma dengan Kecerdasan Buatan” di Aula Candradimuka GKB lt. 9 Kampus C, pada Selasa (19/12/2023). 

Prof Ainun Na’im Ph D M B A (Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan) selaku pembicara menyebutkan bahwa kehadiran Char GPT di ranah pendidikan menimbulkan kontroversi dilihat dari bagaimana cara penggunaannya.

Teknologi Artificial Intelligence (AI) ‘Chat GPT’ adalah teknologi yang berkembang dengan cepat hingga mencapai pengguna 1 juta dalam beberapa 2 hari setelah perilisan. Indonesia menempati posisi ke-3 setelah Amerika dan India sebanyak 5,99 persen. 

“Melihat dari sisi orang ekonomi juga, perkembangan teknologi AI ini memberikan dampak yang cukup signifikan bagi perekonomian dunia maupun di Indonesia sendiri,” ungkapnya. 

UNESCO sendiri memberikan perhatian terhadap perkembangan dan penggunaan teknologi AI. Serta berusaha melihat bagaimana teknologi AI itu dapat digunakan untuk menunjang berjalannya Sustainable Development Goals (SDGs) dengan baik atau semakin menciptakan gap antara yang maju dan yang tertinggal. Pada tahun 2023 UNESCO meluncurkan guidelines khusus pada penggunaan AI di ranah pendidikan. 

Prof Ainun Na’im Ph D M B A (kiri) menjadi pembicara dalam Seminar Nasional Chat GPT di perguruan tinggi : Pro dan Kontra Pelaksanaan Tri Dharma dengan Kecerdasan Buatan” di Aula Candradimuka GKB lt. 9 Kampus C, pada Selasa (19/12/2023)

Peran Chat GPT dalam dunia pendidikan itu dapat mendukung pembelajaran bagi pelajar. Chat GPT dapat digunakan untuk mencari ide, membangun argumen, membantu mencari penyelesaian masalah, mengembangkan materi kuliah, mencari bahan, dan konten diskusi, hingga memberikan kesempatan untuk eksplor belajar bahasa. 

Pada ranah pendidikan tinggi, teknologi itu juga dapat dimanfaatkan dalam berbagai aspek tidak hanya tri dharma saja, melainkan juga pada layanan administrasi yang berkaitan dengan daya dan pertanyaan pada layanan administrasi lainnya. 

“Teknologi AI ini sudah sering saya lakukan ketika memberikan soal ujian pada mahasiswa saya dengan menggunakan google classroom. Di sana saya bisa menggunakan AI untuk menilai atau mengoreksi jawaban dari mahasiswa saya sesuai dengan data jawaban yang sudah saya berikan, bahkan bisa memberikan umpan balik,” katanya. 

Sesuai Guidelines UNESCO 2023, Chat GPT dapat digunakan sebagai alat pencari data dalam penelitian, bahkan terdapat beberapa laman penerbit jurnal seperti Elsevier yang sudah mengizinkan Chat GPT sebagai author walaupun masih ada beberapa kontroversi lainnya. 

Terdapat tantangan atau kekurangan dari penggunaan teknologi Chat GPT di dunia pendidikan yang berkaitan dengan etika seperti cheating, plagiarism, dan lain sebagainnya. 

Selain itu, penggunaan Chat GPT itu memungkinan pengguna, khususnya bagi para akademisi, untuk bias. Sebab, data yang diberikan bukan data terbarukan, kurang empathy dan kreatifitas, digunakan untuk melakukan kecurangan dalam pengerjaan tugas dan ujian, masalah gender dan diversitas, dan komersialisasi dalam keadilan. 

“Maka dari itu, jika bisa berikan soal yang menggunakan reasoning dan menyangkut pada ide – ide baru. Hal ini akan membuat Chat GPT memberikan jawaban yang sama pada setiap penanya,” katanya. 

Penulis: Nokya Suripto Putri 

Editor: Feri Fenoria