Universitas Airlangga Official Website

Perbedaan Gender dalam Asupan Makanan dan Aktivitas Fisik di Kalangan Mahasiswa

Ilustrasi Pengolahan dan Penyajian Makanan Bergizi (Foto: Unsplash)
Ilustrasi Pengolahan dan Penyajian Makanan Bergizi (Foto: Unsplash)

Penyakit virus corona 2019 (COVID-19) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus SARSCoV-2. Penyakit ini menyebar dengan cepat dan mengalami mutasi sejak awal wabah pada akhir Desember 2019. Di Malaysia, beberapa fase lockdown diterapkan secara bertahap antara tahun 2020 dan 2021 untuk memitigasi penyebaran penularan COVID-19. Mahasiswa, khususnya mahasiswa tingkat sarjana, umumnya berada dalam rentang usia 18–25 tahun, yang merupakan periode awal masa dewasa (Chin et al., 2020). Fase ini sangat penting untuk pengembangan gaya hidup sehat dan penerapan perilaku sehat (Chen et al., 2020).

Selama masa dewasa awal, individu memperoleh dan membangun atribut psikologis, seperti efikasi diri (Chin et al., 2020). Efikasi diri yang dikembangkan selama tahap kehidupan ini secara signifikan mempengaruhi pola perilaku individu dalam jangka panjang. Komentar yang diterbitkan oleh Nelson et al. (2008) menyoroti bahwa masa dewasa awal merupakan periode berbahaya bagi perkembangan pola makan dan aktivitas fisik yang tidak sehat, serta perkembangan kelebihan berat badan dan obesitas. Namun, asupan makanan dan aktivitas fisik pada masa dewasa awal sering kali diabaikan dan kurang dipelajari (Dubois et al., 2022).

Ketidakseimbangan energi makanan dan asupan makronutrien dalam jangka waktu lama meningkatkan risiko berkembangnya penyakit tidak menular kronis, termasuk hipertensi, hiperkolesterolemia, kanker, dan diabetes (Zhao et al., 2020). Indeks massa tubuh (BMI) berfungsi sebagai perkiraan status berat badan dan merupakan indikator yang berguna untuk menilai risiko berkembangnya penyakit tidak menular kronis (Khanna et al., 2022). Komponen gaya hidup seperti kurangnya aktivitas fisik dan pola makan yang tidak sehat merupakan faktor utama yang mempengaruhi BMI dewasa muda (Jalal et al., 2021).

Asupan makanan dan aktivitas fisik mahasiswa dan dewasa muda Malaysia berubah selama masa karantina akibat pandemi COVID-19 (Pung et al., 2021; Tan et al., 2021, 2024). Telah diterima secara luas bahwa terdapat perbedaan gender dalam perilaku pola makan dan aktivitas fisik. Namun, perbedaan-perbedaan ini belum diteliti dengan baik di kalangan populasi dewasa muda, seperti mahasiswa, pada periode pasca COVID-19. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah untuk membandingkan asupan makanan dan aktivitas fisik antara mahasiswa laki-laki dan perempuan, serta mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi BMI mahasiswa laki-laki dan perempuan.

Aktivitas fisik merupakan salah satu faktor kunci yang mempengaruhi status kesehatan individu. Terlepas dari gender, temuan kami menunjukkan bahwa mayoritas mahasiswa cukup aktif pada periode pascapandemi COVID-19. Hal ini sejalan dengan temuan tinjauan sistematis (Kljajevic et al., 2022), yang melaporkan bahwa mahasiswa umumnya menunjukkan aktivitas fisik tingkat sedang. Selama pandemi COVID-19.

Penulis: Dr. Hariyono, M. Kep

Lebih lengkapnya dapat diakses melalui link https://www.emerald.com/insight/content/doi/10.1108/NFS-01-2024-0015/full/html