UNAIR NEWS – Perpustakaan, pustakawan, stakeholder pendidikan, dan pengguna perpustakaan harus mampu berkolaborasi sehingga perpustakaan dapat menjadi tujuan utama siswa maupun mahasiswa untuk belajar. Dengan adanya kolaborasi tersebut, perpustakaan dapat turut berkontribusi dalam meningkatkan taraf pendidikan Indonesia guna mencerdaskan masa depan bangsa.
Mengingat pentingnya kontribusi perpustakaan sebagai sarana peningkatan kecerdasan bangsa, Perpustakaan UNAIR menggelar seminar nasional Fiesta UNAIR Library pada Kamis (2/5/2024). Seminar itu berlangsung secara hybrid di Aula Parlinah Moedjono Perpustakaan Universitas Airlangga Kampus Dharmawangsa-B dan daring melalui zoom meeting. Termasuk dalam rangkaian Dies Natalis Perpustakaan UNAIR yang ke-69, seminar itu sekaligus memperingati Hari Pendidikan Nasional Indonesia.
Mengusung tema “Pustakawan, Pendidikan, dan Kecerdasan Bangsa”, hadir dalam seminar Prof Dr Rahma Sugihartati Dra MSI dan Ida Fajar Priyanto MA PhD selaku dosen bidang perpustakaan, Novita Dwi Anawati SSoS MSc selaku pustakawan UNAIR, dan Aulia Thaariq Akbar selaku presiden BEM UNAIR yang memaparkan materi mengenai tema tersebut.
Soroti Problematika serta Stigma Perpustakaan dan Pustakawan
Perpustakaan dan pustakawan memiliki andil yang besar dalam peningkatan kecerdasan bangsa melalui institusi pendidikan jenjang dasar hingga perguruan tinggi. Prof Rahma, selaku dosen ilmu perpustakaan, menyoroti beberapa problematika yang hadir di tengah masyarakat mengenai perpustakaan. Melalui survey terhadap mahasiswanya, Prof Rahma mengatakan perpustakaan di jenjang sekolah masih terlihat layaknya materai pada surat.
Hal itu terjadi karena perpustakaan tidak digunakan semestinya. Perpustakaan tidak memiliki koleksi buku yang lengkap, hingga pemangku kebijakan dan kepengurusan tidak diduduki oleh orang-orang dengan spesialisasi ilmu perpustakaan.
“Perlu adanya kolaborasi yang bersifat mutualisme dan tidak menyekat profesi antara tenaga pengajar dan pustakawan. Selain itu, penting untuk dilakukan rekonstruksi dan dekonstruksi pada perpustakaan. Jadi peraturan harus dibuat oleh pemangku kebijakan dengan mendorong pemerintah untuk meningkatkan anggaran perpustakaan dari lima persen ke dua puluh lima persen misalnya,” ungkap Prof Rahma.
Novita, selaku pustakawan UNAIR juga menyoroti stigma masyarakat yang masih menganggap profesi pustakawan tidak lebih baik daripada profesi tersohor. Ia mengatakan kolaborasi antara pustakawan dan stakeholder dapat meningkatkan pengembangan profesi pustakawan.
“Sehingga kita bisa menciptakan pengembangan profesi menjadi pustakawan mengajar, partner research pada penelitian, mobile library, library class, dan banyak inovasi lainnya,” lanjut Novita.
Peran Mahasiswa dalam Pengembangan Perpustakaan
Di akhir, Aulia, Presiden BEM UNAIR menyatakan bahwa mahasiswa harus membangun sinergi yang baik dengan perpustakaan. Harapannya, sinergi dan kolaborasi yang terbangun antara pustakawan, mahasiswa, dan stakeholder keilmuan di institusi pendidikan dapat mengembangkan kecerdasan bangsa sebagai implementasi dari peringatan Hari Pendidikan Indonesia.
Penulis : Febriana Putri Nur Aziizah
Editor : Khefti Al Mawalia