UNAIR NEWS – Memperingati Dies natalis Perpustakaan Ke-68 Universitas Airlangga (UNAIR), Perpustakaan UNAIR menyelenggarakan bedah buku “Start Healing Through Poetry”. Kegiatan itu berlangsung secara luring pada Rabu (17/5/2023) di Ruang Wiyata Perpustakaan UNAIR Kampus B, Jalan Dharmawangsa Dalam Surabaya.
Huriyah Dhawy Febrianti, salah seorang mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Airlangga (UNAIR) selaku pemateri mengungkapkan alasan utama dalam pembuatan kumpulan puisi sejak 2017 yang berhasil ia terbitkan.
“Jika orang lain merasa healing terbaik mereka dengan cara menemukan zona nyaman pada diri sendiri, maka menulis puisi adalah cara terbaik dalam mengekspresikan emosi,” katanya.
Puisi Sebagai Media Penyembuhan Diri
Selain itu, Dhawy membeberkan ketertarikannya terhadap puisi yang dapat menuntunnya pada pikiran positif, sugestif dan afirmatif serta dapat melatih kemampuan berekspresi dengan emosi dalam diri.
“Dalam kata lain puisi juga dapat membiasakan ia berdialog dengan pikiran,” ujar Dhawy.
Dhawy menjelaskan pada konsep penyembuhan diri itu memerlukan pengenalan situasi dengan mengidentifikasi perasaan. Hingga dapat menerima diri dengan segala situasi, yang dapat mengarahkan hati dan pikiran untuk dapat memaafkan sepenuhnya. Sejalan dengan hal tersebut, dapat dimuat dengan menggambarkannya melalui beberapa kata yang akan terakumulasi menjadi puisi.
Menulis dan Pemilihan Judul
Dalam pemilihan judul, Dhawy menjelaskan terdapat beberapa frasa yang memiliki pesan tujuan dan harapan dari pembuatan kumpulan puisi-puisi lainnya. Pada setiap puisi di dalam buku mengandung motivasi dan edukasi tentang self- acceptance atau penerimaan diri. Adapun secara keseluruhan, pemilihan judul itu untuk memudahkan pembaca menangkap clue dari setiap imaji puisi.
“Membawa pengaruh positif bagi kesehatan mental kepada diri sendiri begitupun pembaca menjadi suatu achievement tersendiri bagi saya,” ungkap perempuan kelahiran Surabaya.
Dhawy juga memberikan beberapa tips dalam menulis puisi. Pertama, membaca dan menonton segala hal yang bersifat memotivasi. Kedua, pikirkan objek tulisan. Hal tersebut terkait spesifikasi luka yang dirasakan, seperti dampak dan pengutaraan kalimat penguat. Ketiga, menyuarakan luka dan hikmah positif dalam baris atau bait yang berbeda.
“Kata-kata dapat dibuat persilangan atau dibagi per baris atau bait,” imbuh Dhawy.
Penulis: Dhurriah Zain
Editor: Khefti Al Mawalia