UNAIR NEWS – Ksatria Airlangga Adrid Indaryanto dari Program S3 PSDM UNAIR memperingati hari Menanam Pohon Nasional pada Ahad 28 November 2021 lalu. Penanaman pohon mangrove sebanyak 2.000 batang dilakukan di daerah kawasan Mangrove Taman Hutan Rakyat, dekat Bandara Ngurah Rai, Denpasar, Bali.
Tak sendirian, Adrid melakukan penanaman pohon bersama Forum Peduli Mangrove, Komunitas Mangrove Ranger, Sea Soldiers, Portir Indonesia, Banser NU, Pagar Hijau, OI team, Vertical Rope Indonesia dan Lembaga Pemuliaan Lingkungan Hidup (LPLH-SDA) MUI Provinsi Bali. Kegiatan itu melibatkan sekitar 60 orang untuk menanam pohon mangrove jenis Rhyzopora Apiculata.
Hutan Mangrove merupakan vegetasi yang sangat unik. Ciri khususnya berupa jenis tanaman yang mampu beradaptasi dengan kondisi berlumpur dan memiliki tingkat salinitas yang tinggi.
Sudah banyak orang mengenal mangrove dengan segudang fungsi dan manfaatnya, yaitu sebagai penahan abrasi pantai, penahan gelombang dan tsunami, penahan intrusi air laut. Selain itu, mangrove jenis ini dapat memberikan nilai ekonomi jika dimanfaatkan dengan bijaksana dan masih banyak fungsi lainnya.
“Tak kalah pentingnya, mangrove saat ini sedang digunakan sebagai aksi percepatan mitigasi bencana perubahan iklim dunia karena sifat dan fungsi mangrove yang dapat menyerap karbondioksida, per-hektarnya lebih besar, bahkan lima kali lebih banyak dibanding hutan darat lainnya,” ujar Nyoman Sweet Juniartini S. Hut, Koordinator Forum Peduli Mangrove Bali.
Upaya melestarikan hutan mangrove di kawasan konservasi hutan mangrove Taman Hutan Rakyat (Tahura), I Gusti Ngurah Rai, terus dilakukan. Saat ini sekitar 200 ribu bibit mangrove telah ditanam dilokasi Tahura.
“Kami sangat mendukung upaya ini, karena akan menyelamatkan lingkungan, serta sangat bermanfaat bagi biodiversity, ekologi laut, dan kemashalatan umat manusia,” ucap Adrid Indaryanto, yang juga Sekretaris LPLH-SDA, MUI Provinsi Bali.
Kawasan hutan mangrove di Bali memiliki luas sekitar 1300 hektar. Hutan Mangrove juga dikenal dengan sebutan hutan bakau. Selain menahan laju air laut yang masuk ke daratan, hutan mangrove juga menjadi Daerah Tujuan Wisata (DTW) yang sangat menarik, sekaligus pengunjung dapat melihat gerombolan berbagai jenis burung yang terbang di kawasan ini. Masih ada sekitar 400 hektar lahan
lagi tersedia untuk ditanami mangrove.
“Area konservasi mangrove terus kami jaga dan lestarikan, serta memastikan keberlangsungannya dengan menanam bibit pohon mangrove,” ujar Andi Koordinator Portir Indonesia wilayah Bali. (AI)