Usia anak-anak adalah usia yang sangat menyenangkan, namun di samping menyenangkan kadang-kadang terdapat beberapa aktivitas fisik yang dapat memicu terjadinya trauma pada gigi. Jika trauma tersebut mengenai gigi permanen yang sedang tumbuh maka akan berdampak terhadap keberlangsungan hidup dan system pengunyahan anak untuk ke depannya. Salah satu fungsi dari gigi sulung adalah untuk menyediakan tempat bagi gigi permanen ke depannya dan fungsi gigi permanen adalah sebagai gigi geligi tetap yang akan mendukung dan menentukan system pengunyahan anak di masa depannya.
Apabila terdapat trauma pada gigi permanen pada usia anak-anak, maka hal yang perlu dilakukan adalah menjaga gigi permanen tersebut selama mungkin agar terhindar dari pilihan perawatan pencabutan gigi. Salah satu perawatan yang dapat dilakukan ketika terjadi trauma pada gigi permanen adalah perawatan saraf gigi (perawatan saluran akar gigi). Perawatan saluran akar gigi membutuhkan waktu yang relatif lama dan membutuhkan kooperatif pasien yang berdampak terhadap keberhasilan perawatan. Metode perawatan saluran akar gigi dapat dilakukan dengan dua jenis metode, yaitu: metode konvensional dan metode modern dengan menggunakan instrumentasi berbasis motor. Pada metode konvensional, membutuhkan waktu yang relatif lebih lama namun dapat disiasati dengan menggunakan metode perawatan saluran akar gigi berbasis motor.
Perawatan metode konvensional maupun metode modern dalam penggunaannya akan menghasilkan debris “sampah” yang dapat terakumulasi pada ujung akar gigi. Penelitian yang dilakukan oleh Bhaggyashri yang berkolaborasi dengan peneliti Universitas Airlangga menunjukkan bahwa debris “sampah” yang dihasilkan selama prosedur perawatan saluran akar dengan metode konvensional lebih banyak dibandingkan dengan berbasis motor.
Metode konvensional menggunakan kekuatan tangan yang tidak terkontrol sehingga debris “sampah” yang dihasilkan selama prosedur perawatan saluran akar menumpuk di bagian ujung saluran akar, sedangkan metode instrumentasi berbasis motor menggunakan gerakan yang konstan dan terkontrol dari motor sehingga debris “sampah” lebih terorganisir dibandingkan dengan metode konvensional.
Keuntungan lain menggunakan metode berbasis motor adalah waktu yang dibutuhkan relatif lebih singkat dibandingkan dengan metode konvensional, sehingga dapat meningkatkan tingkat kooperatif pasien dan menurunkan tingkat kejenuhan/kebosanan pasien untuk melakukan perawatan gigi.
Penulis: Dian Agustin Wahjuningrum
Informasi lebih detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di: