Universitas Airlangga Official Website

Persepsi Mahasiswa Vokasi terhadap Strategi Pengajaran yang Memotivasi dalam Kelas Online English for Specific Purposes

Ilustrasi by Wall Street English
Ilustrasi by Wall Street English

Pandemi COVID-19 memaksa perubahan cepat dari pembelajaran kelas tradisional ke pembelajaran online, dengan lembaga-lembaga di seluruh dunia mengadopsi platform seperti WhatsApp, Zoom, dan Google Meet. Meskipun pembelajaran online bukan hal baru, pandemi menekankan pentingnya serta keuntungan fleksibilitas dan aksesibilitasnya. Tujuan utama dari pembelajaran online termasuk mengurangi biaya dan meningkatkan akses pendidikan.

Secara umum, pembelajaran online memungkinkan pengajaran dan pembelajaran kapan saja dan di mana saja, yang telah diterima dengan baik oleh para mahasiswa. Namun, sebelum pandemi, pembelajaran online sebagian besar bersifat tambahan, dan pergeseran mendadak ke pembelajaran online sepenuhnya menyebabkan kekacauan dan ketidaksiapan di kalangan pendidik dan mahasiswa.

Kekhawatiran signifikan selama transisi ini adalah memastikan bahwa pengiriman online dapat diterima oleh mahasiswa, banyak di antaranya tidak terbiasa dengan teknologi pendidikan. Dalam kelas English for Specific Purposes (ESP), pergeseran ini mempengaruhi rutinitas dan strategi pembelajaran mahasiswa. Kekhawatiran utama adalah beradaptasi dengan metode pengajaran baru, terutama karena pembelajaran bahasa membutuhkan komunikasi langsung dan interaksi, yang terbatas di platform online. Situasi ini mempengaruhi motivasi dan keterlibatan mahasiswa.

Dalam mengeksplorasi persepsi mahasiswa terhadap praktik pengajaran yang memotivasi, tiga komponen utama diidentifikasi: komponen motivasi spesifik dosen, spesifik kursus, dan spesifik kelompok. Untuk motivasi spesifik dosen, mahasiswa menemukan bahwa antusiasme dan komitmen dosen adalah faktor yang paling memotivasi, sementara sensitivitas dan penerimaan kurang memotivasi. Hal ini mencerminkan ketergantungan mahasiswa pada dosen mereka, terutama dalam lingkungan pembelajaran yang berpusat pada dosen seperti di Indonesia, di mana kesuksesan akademis sering diukur dengan IPK.

Observasi menunjukkan bahwa memberikan instruksi eksplisit sangat memotivasi, sedangkan hanya menyatakan tujuan tugas pembelajaran kurang memotivasi. Ini menunjukkan bahwa mahasiswa lebih termotivasi ketika mereka memahami bagaimana mencapai tujuan akademis mereka secara efektif. Semua mikro-strategi di bawah komponen ini secara umum dianggap memotivasi, tetapi penting untuk menyelidiki yang spesifik untuk memahami dampaknya secara maksimal.

Komponen motivasi spesifik kelompok menunjukkan bahwa hubungan positif dengan teman sebaya sangat memotivasi. Mahasiswa merasa lebih termotivasi ketika mereka memiliki hubungan baik dengan teman sebayanya, karena ini memfasilitasi kerjasama dan dukungan. Sebaliknya, kerja kelompok secara rutin dianggap demotivasi, terutama karena tantangan teknis dalam melaksanakan kerja kelompok online dan kecemasan tampil di depan teman sebaya.

Studi ini mengidentifikasi lima strategi pengajaran yang demotivasi dalam kelas ESP online:

  1. Menjelaskan Kesalahan: Meskipun dosen meyakinkan bahwa kesalahan adalah bagian dari pembelajaran, mahasiswa tetap cemas membuat kesalahan, yang menghambat partisipasi. Ini sebagian karena fokus tradisional pada pencapaian nilai tinggi, membuat mahasiswa menghindari kesalahan dengan segala cara.
  2. Tugas yang Menantang: Pergeseran ke pembelajaran online sering kali membuat dosen memberikan lebih banyak tugas tanpa penjelasan yang memadai, membuat mahasiswa kewalahan. Ini sangat menegangkan bagi mahasiswa yang terbiasa dengan pembelajaran yang berpusat pada dosen, di mana bimbingan dosen sangat penting.
  3. Kerja Kelompok Rutin: Kerja kelompok online menghadapi beberapa tantangan, termasuk masalah teknis dan kurangnya interaksi tatap muka, yang menyebabkan kesalahpahaman dan konflik. Pengaturan ini membuat mahasiswa frustrasi dan demotivasi.
  4. Konten Pribadi dalam Tugas: Mahasiswa ESP perlu belajar bahasa yang spesifik untuk profesi mereka, dan konten pribadi yang disediakan oleh dosen sering kali tidak sesuai dengan kebutuhan profesional mereka. Ketidakcocokan ini mengurangi relevansi dan motivasi untuk tugas-tugas tersebut.
  5. Ragam Materi: Beban materi yang beragam dilihat sebagai beban daripada manfaat. Mahasiswa menghadapi kesulitan dalam mengakses dan memahami materi-materi ini, terutama karena keterbatasan teknologi dan kemampuan bahasa Inggris mereka yang rendah.

Memahami faktor-faktor demotivasi ini penting untuk meningkatkan strategi pengajaran online. Dosen harus menyadari tujuan mahasiswa dan menyesuaikan metode mereka untuk mendukung daripada membebani mereka. Mengenali kebutuhan dan tantangan spesifik mahasiswa ESP dapat membantu dalam menciptakan lingkungan pembelajaran online yang lebih efektif dan memotivasi.

Penulis: Lutfi Ashar Mauludin, S.Pd., M.A., M.Pd.

Informasi detail dari artikel ini dapat dibaca lebih lengkap pada publikasi ilmiah berikut :

Mauludin, L. A., & Prasetyo, G. (2024). Vocational Students’ Perception of Motivational Teaching Strategies in English for Specific Purposes Online Classes. Mextesol Journal, 48(1), https://www.mextesol.net/journal/index.php?page=journal&id_article=46989