UNAIR NEWS – Sejumlah kawasan pesisir Banyuwangi banyak terpenuhi sampah. Mahasiswa Universitas Airlangga membuat inovasi mengubah plastik menjadi paving block. Lewat pendanaan Program Kreativitas Mahasiswa Skema Pengabdian Masyarakat (PKM-PM), mahasiswa mengangkat judul Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir Pulau Santen Melalui Program Penguatan Mental Training dan Potensi Sampah Plastik Menjadi Paving Block.
Tim mahasiswa Universitas Airlangga akan mendukung penyelesaian problematika sampah yang ada. Mereka adalah Isac Muhamad Kahlil Gibran (SIKIA, Angkatan 2021) dengan anggota Raihan Bintang Kurniawan P (SIKIA, Angkatan 2021), Siti Nur Aini (FPK, Angkatan 2021), dan Salfa Dwi Firmansyah (FKH, Angkatan 2021).
Ketua Tim Isac Muhamad Kahlil Gibran mengungkapkan, hingga saat ini belum ada program penanganan sampah dari pemerintah daerah yang mumpuni. Di samping itu, terbatasnya pengetahuan dan fasilitas pengelolaan seperti bank sampah membuat masyarakat hanya melakukan pembakaran dan penguburan sampah.
“Hal ini diperkuat dengan belum adanya program penanganan sampah dari pemerintah daerah, padahal lokasi Pulau Santen cukup dekat dari pusat kota Banyuwangi,” ungkapnya.
Bersama mitra Karang Taruna Pulau Santen, tim tersebut mendorong produksi paving block sampah sebagai solusi permasalahan tersebut. Kegiatan diawali dengan pelaksanaan survei lokasi sebagai langkah perizinan bersama masyarakat setempat. Kegiatan utama yaitu Sosialisasi dan pembuatan paving block dibuat pada Rabu (26/7/2023).
“Dari pembuatan paving block akan mengurangi sampah plastik yang akan terus berdatangan di Pulau Santen menjadi produk yang memiliki nilai guna,” ungkap salah satu alumni PIMNAS 2022 yang meraih medali setara perak itu.

Proses Pembuatan Paving Block
Mahasiswa Akuakultur SIKIA tersebut menyebut proses pembuatan paving block dimulai dari pemanasan drum selama kurang lebih sepuluh menit. Setelah mencapai suhu panas yang sesuai, sampah plastik dimasukkan ke dalam drum itu hingga mencair.
“Cairan sampah plastik tersebut akan dimasukkan kedalam cetakan yang berbentuk paving block,” sebutnya.
Cetakan yang berisi cairan tersebut akan diletakkan pada drum yang berisi air hingga paving blok dapat terlepas dengan sendirinya. Paving block tersebut dapat digunakan sebagai alas tumpuan langkah diatas tanah kawasan pesisir Pulau Santen maupun dikomersialkan.

Penulis: Azhar Burhanuddin
Editor: Feri Fenoria