Universitas Airlangga Official Website

Angkat Topik Pajak Karbon, Tiga Mahasiswa FH UNAIR Raih Juara II Lomba Paper Ilmiah Internasional

Pajak karbon saat ini mulai menjadi topik yang hangat diperbincangkan di Indonesia. Peraturan mengenai pajak karbon sendiri diatur dalam Undang-Undang Harmonisasi Peraturan Perpajakan yang telah disahkan pada 7 Oktober 2021. Pajak karbon merupakan pajak yang dikenakan atas penggunaan bahan bakar fosil, misalnya bensin, gas, avtur, dan bahan-bahan lain. 

Topik itulah yang dibawakan oleh Ridho Budaya Septarianto (2019), Angelica Milano Aryani Wibisono (2021), dan Muhammad Akmal Syawal (2021), tiga mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Airlangga (FH UNAIR) dalam paper mereka yang berhasil meraih Juara II International Scientific Paper Competition yang diselenggarakan oleh Universitas Islam Lamongan. Lomba paper tingkat internasional itu bertema utama “Aktualitasi Peran Generasi Muda dalam Mewujudkan Indonesia Emas 2045” yang terbagi menjadi tiga subtema, yaitu Pengembangan Ekonomi Maritim, Pengembangan Ekonomi Berkelanjutan, dan Penerapan Ekonomi Hijau. 

Ridho, melalui wawancara dengan FH News pada Selasa (25/1/2023), mengatakan timnya memilih subtema ketiga.  

“Topik paper kami yaitu tentang pajak karbon sebagai instrumen kebijakan fiskal yang berorientasi pada green economy dengan konsep double dividend melalui mekanisme revenue recycling. Jadi, paper kami membahas bagaimana pajak karbon yang saat ini diatur dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan dapat diterapkan di Indonesia tanpa mendistorsi perekonomian Indonesia. Kami berfokus pada bagaimana kebijakan pajak karbon ini dapat benar-benar berhasil mewujudkan green economy di Indonesia melalui upaya reformulasi ketentuan pajak karbon yang meliputi subjek pajak, penetapan tarif, serta alokasi penerimaannya. Judul paper kami adalah ‘Reformulasi Kebijakan Pajak Karbon di Indonesia Melalui Konsep Double Dividend dengan Mekanisme Revenue Recycling untuk Mewujudkan Green Economy’,” terang Ridho. 

Selain menjelaskan isi paper, mereka juga bercerita kesulitan yang mereka hadapi selama persiapan lomba. Angelica menjelaskan lomba tersebut diawali dengan tahap penyisihan lomba yang diikuti oleh 50 – 60 tim, kemudian dieliminasi melalui tahap abstrak menjadi tersisa 25 tim. Tahap selanjutnya adalah bagian tersulit yaitu penulisan full paper, kemudian diseleksi hingga menjadi tersisa 10 tim untuk maju ke tahap presentasi yang dilaksanakan pada 10 Januari 2022 secara online melalui platform Zoom Meeting. 

“Lomba ini sangat ketat karena tingkat internasional dan pesertanya juga banyak. Kurang lebih tim kami mempersiapkan segalanya selama dua minggu. Selain waktu persiapan yang sangat singkat, kami juga kerap mengalami kendala jaringan saat kami riset dan presentasi karena dilakukannya dari rumah masing-masing anggota, jadi kami tidak berkumpul bersama. Ini juga pertama kalinya kami mengikuti lomba ini jadi tidak ada planning apapun, segalanya serba dadakan, tetapi alhamdulillah bisa dapat Juara II,” tutur Angelica. 

Di samping itu, sambung Angelica, tema lomba ini berhubungan erat dengan Sustainable Development Goals (SDGs), jadi ia dan timnya merasa memiliki tantangan tersendiri bagaimana hukum dapat dikaitkan dengan SDGs poin climate change dengan solusi pajak karbon. 

Sebagai penutup, Akmal mengutarakan kesan pesan selama mengikuti perlombaan. Ia dan timnya merasa senang dan bangga karena berhasil memenangkan perlombaan internasional. Menurutnya, dengan latar belakang mahasiswa hukum, dapat memenangkan lomba karya tulis ilmiah yang bertema general merupakan pencapaian besar. 

“Kami bersyukur karena kemenangan ini sangat berarti bagi kami. Ketika mengetahui kami menjadi Juara II, kami sangat tidak menyangka sekaligus bangga bisa mengharumkan nama UNAIR di tingkat internasional melalui karya tulis kami. Bagi yang hendak mengikuti perlombaan sejenis, jangan malas untuk membaca karya tulis lain dan melakukan riset. Saya yakin bahwa sesulit apapun lombanya asalkan mau bekerja keras dan berusaha keras niscaya bisa menang. Jangan lupakan juga kerja sama tim yang baik dan kompak,” pungkas Akmal.  

 

Penulis : Dewi Yugi Arti 

Sumber gambar: Forbes