Humas (11/5/2023) | Komunitas Peradilan Semu (KPS) dan Pecinta Alam Tanda Kehormatan (PATAKA) yang merupakan bagian dari Badan Semi Otonom Fakultas Hukum Universitas Airlangga (FH UNAIR) melaksanakan kegiatan tanam pohon bakau di Mangrove Wonorejo, Rungkut, Surabaya, Sabtu (6/5/23).
Kegiatan yang dilaksanakan bersama ini berjudul “KPS x Pataka Mengabdi” yang diinisiasi atas rasa simpati yang timbul terhadap kondisi pesisir timur Surabaya yang kian waktu mengalami pengikisan. Hal ini disebabkan oleh kondisi pesisir Surabaya yang lebih rendah daripada Gresik dan Madura, sehingga perlu adanya solusi secara preventif dan represif terhadap permasalahan tersebut. Salah satu solusi preventif yang paling efektif adalah dengan menanam pohon bakau di pesisir timur.
Vania Chriestiana, Ketua Pelaksana “KPS x Pataka Mengabdi”, mengungkapkan bahwa kegiatan ini merupakan salah satu program kerja Biro Hubungan Luar KPS FH UNAIR. Pada saat penentuan garis besar program kerja, Vania menemukan bahwa kondisi lingkungan di Surabaya perlu diperhatikan oleh mahasiswa, terutama kondisi pesisir. Oleh karena itu, pada program kerja tahun ini menyasar pada lingkungan pesisir. “Ini merupakan program kerja pengabdian tanam bakau pertama yang dilaksanakan KPS, inovasi tersebut muncul ketika melihat kondisi pesisir timur Surabaya yang kian waktu terus mengalami abrasi.” Ungkap Vania.
Selain itu, Nabil Arijala Survito, Wakil Bidang Eksternal KPS FH UNAIR, menambahkan bahwa kegiatan ini pun dilaksanakan sebagai refleksi kepedulian manusia terhadap kondisi lingkungan sekitar. “Manusia di era saat ini seringkali acuh terhadap lingkungan sekitar. Mereka lebih sering memperhatikan kepentingan individu hingga luput dari kelestarian bumi. Melalui program kerja ini besar harapan saya manusia kembali memperhatikan bumi yang kian lama kian menua. Aku berharap pula program kerja ini dapat ditiru oleh jutaan organisasi-organisasi di luar sana agar kita sama sama dapat menjaga bumi tercinta ini.” Tutur Arjal.
Melihat kondisi pesisir timur Surabaya dalam beberapa tahun terakhir, David selaku pemandu ekowisata mangrove Wonorejo menyampaikan sudah ada berbagai elemen masyarakat yang telah sadar urgensi tersebut. David selaku pemandu Ekowisata Mangrove Wonorejo, sebelum kegiatan dimulai. “Alhamdulillah, banyak masyarakat sekitar yang mulai sadar akan kepedulian tersebut, diantaranya kami telah bekerjasama dengan para mahasiswa, masyarakat, organisasi, serta lembaga pendidikan.” Ungkap David. David menambahkan “Harapannya, jangan sampai kegiatan-kegiatan seperti ini hanya sekali saja, tetapi diadakan berkelanjutan. Mangrove sangat penting bagi lingkungan untuk menahan abrasi di pesisir ini.”
Penulis: M. Akmal Syawal/M. Rizqi Senja Virawan