Humas (11/4/2023) | Dr. Rosa Ristawati, Dosen Bagian Hukum Tata Negara FH UNAIR sebagai Distinguished Research Fellow, Spring 2023 pada Program on Constitutional Studies, School of Law, the University of Texas at Austin, berpartisipasi pada Global Summit on Constitutionalism 2023 yang diselenggarakan oleh the Constitutional Studies Program di the University of Texas at Austin, pada 16 – 18 Maret 2023. Forum ini merupakan forum global yang dihadiri oleh para scholar, akademisi dibidang hukum konstitusi dari lebih 45 negara yang membahas isu-isu aktual mengenai konstitusi dan konstitusionalisme, dari mulai isu teoritik, metodologi, perbandingan, hingga isu aktual perkembangan konstitusi dari aspek amandemen formal, maupun putusan-putusan pengadilan. Bertindak sebagai host pada forum ini adalah Prof Richard Albert, the William Stamps Farish Professor in Law, Professor of Government, Director of Constitutional Studies at the University of Texas at Austin, and Founder & Director of the International Forum on the Future of Constitutionalism.
Dr. Rosa Ristawati , sebagai author dari book chapter yang berjudul: The Integrative Model of Constitutional Amendments in Indonesia as Constitutional Communication pada buku Professor Richard Albert’s book: The “Architecture of Constitutional Amendment: History, Law, Politics” (The Architecture of Constitutional Amendments: History, Law, Politics, Richard Albert (Anthology Editor) (https://www.bloomsbury.com/us/architecture-of-constitutional-amendments-9781509959082/) menyampaikan presentasi pada sesi panel 35 book chapter, dengan isu The Architecture of Constitutional Amendments. Panel ini dipimpin oleh Shamshad Pasarlay (University of Chicago), dengan para presenter yaitu Catarina Santos Botelho (Universidade Católica Portuguesa), The Presentist Portuguese Constitution, Hui-Wen Chen (University of Warwick), When the Temporary Becomes Indefinite: Legitimacy, Path Dependency and Taiwan’s Hybrid Approach to Constitutional Amendment Codification, Caspar Pfrunder (University of St. Gallen), Codifying an Evolving Culture of Constitutional Pragmatism, Rosa Ristawati (Universitas Airlangga) & Radian Salman (Universitas Airlangga), The Integrative Model of Constitutional Amendments in Indonesia as Constitutional Communication, dan Malkhaz Nakashidze (Batumi Shota Rustaveli State University), Georgia’s Model of Constitutional Amendment Codification.
Pada panel tersebut, Dr. Rosa Ristawati mengkaji dan menyampaikan bahwa metode perubahan UUD 1945 yang secara resmi disepakati oleh MPR adalah addendum yang berarti mempertahankan dan tetap terbaca naskah awal. Dengan menggunakan model perubahan konstitusi yang dintrodusir oleh Prof. Richard Albert, dalam perspektif Indonesia, setelah amandemen terakhir (keempat) pada 2001, MPR kemudian memperkenalkan metode integrative yang hal ini dimaksudkan sebagai komunikasi politik kepada publik untuk menginternalisasi konstitusi baru Indonesia. Hal ini karena secara historis UUD 1945 awal sangat lama dikenal masyarakat sehingga diperlukan komunikasi yang cepat untuk mempopulerkan UUD 1945 melalui metode yang lebih cepat dapat dipahami.
Selain bertindak sebagai presenter, Dosen pada area studi Perbandingan Konstitusi ini juga menjadi Chair pada panel sesi kedua dihari kedua dengan topik “Constitutional Law And The Judiciary: Theory And Practice”. Selain mengikuti rangkaian sesi Global Summit ini, Dr. Rosa berkesempatan untuk menjadi partner pada sesi diskusi kelas mata kuliah Professor Richard Albert, “constitutional law” dengan mahasiswa. Pada sesi kelas ini, Dr. Rosa berbagi pengetahuan mengenai klausul yang tidak dapat diubah dalam konstitusi Indonesia.
Editor: M. Akmal Syawal
