Menjadi mahasiswa hukum bukan berarti tidak bisa berprestasi di bidang lain. Selain bidang akademik, prestasi nonakademik seperti jago olahraga, bermusik, atau menekuni videografi juga bisa menjadi pilihan lain untuk mengembangkan bakat mahasiswa. Hal inilah yang menjadi motivasi Adnan Kashogi (2019), Jalu Adinata (2019), Hanna Rosyidah (2019), Dinda Chomariyah Putri (2019), serta Muhammad Agev Dzulfikar (2019) untuk mengikuti Dekan Cup Fakultas Teknologi Maju dan Multidisiplin Universitas Airlangga (FTMM UNAIR) Competition kategori short movie dan berhasil meraih Juara I. Kelimanya merupakan mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Airlangga (FH UNAIR).
Melalui wawancara dengan FH News pada Kamis (1/12/2022), Adnan sebagai perwakilan tim mengatakan Dekan Cup FTMM UNAIR ini adalah kompetisi yang terbuka untuk umum. Jadi, yang mengikuti kompetisi tersebut bukan hanya dari kalangan mahasiswa, tetapi juga anak-anak SMA.
“Untuk di bagian short movie sendiri kurang lebih ada delapan tim. Untuk satu tim maksimalnya delapan orang, tetapi di tim kita sendiri memang cuma lima orang,” tutur Adnan.
Adnan menceritakan kesulitan yang timnya alami selama melaksanakan persiapan short movie. Ia berujar tim mereka melakukan registrasi secara mendadak dan sudah mendekati hari terakhir pendaftaran. Untuk waktu persiapan hingga pengumpulan short movie-nya sendiri, sambung Adnan, diberikan waktu selama dua minggu.
“Tapi waktu seminggu sebelum batas akhir pengumpulan itu kita baru fiksasi ide, jadi mepet. Setelah itu kita langsung shooting. Idenya baru fix itu Kamis, lalu Minggu langsung shooting, dan Jumat depannya sudah langsung kita kumpulkan. Kesulitannya kita untuk mengatur waktu dan menyesuaikan jadwal, karena membuat film itu kan nggak bisa individu ya, harus tim. Kita juga sulit membagi waktu untuk mengedit short movie dan menentukan lokasi shooting-nya,” jelas Adnan.
Adnan menerangkan tim mereka yang hanya terdiri dari lima orang itu pada akhirnya harus mengerjakan lebih dari satu tugas alias double job. Ia sendiri berperan sebagai penulis naskah, sutradara, sekaligus pemain film.
“Sebenarnya sejak SMA saya sudah belajar mengedit video, lalu saat kuliah baru menyukai film dan semakin ke sini lebih fokus ke pengeditan dan pembuatan film. Namun, ini pertama kalinya kami semua mengikuti lomba short movie,” ucap Adnan.
Adnan mengatakan pada awalnya mereka berniat untuk menggunakan lokasi shooting di kosan, namun karena masalah perizinan akhirnya mereka memutuskan untuk shooting di rumah Jalu yang berada di Gresik. Ia merasa senang pada akhirnya bisa menjadi Juara I meskipun mengalami berbagai rintangan dalam proses pembuatan filmnya.
“Awalnya kami takut nggak keburu sampai tenggat waktu pengumpulan film. Bahkan, kami sempat berpikir selesai tidak selesai filmnya tetap mau dikumpulkan saja, tetapi untungnya bisa diselesaikan. Untuk tema filmnya sendiri difokuskan pada perlawanan terhadap kekerasan seksual. Nah, untuk film kami, kami menggunakan tokoh utama laki-laki yang menjadi penyintas kekerasan seksual,” terang Adnan.
Adnan juga menyampaikan tips dan trik bagi para mahasiswa yang ingin mengikuti lomba short movie. Menurutnya, yang paling penting adalah dalam membuat karya harus dari hati.
“Kalau berkarya dari hati, ada argumen yang akan kita sampaikan kepada masyarakat. Contohnya dalam film kami, yang menjadi penyintas kekerasan seksual adalah laki-laki. Itu kan merupakan fenomena yang jarang disorot ya. Tujuan utama dari membuat film itu kan untuk menyampaikan pesan,” pungkas Adnan.
Sebagai penutup, Adnan menuturkan untuk film karya mereka bisa ditonton melalui channel Youtube Hanna Rosyidah dengan judul “The Truth”.
Penulis : Dewi Yugi Arti