Dokumentasi Diskusi Asc. Prof. William Bradley Horton dengan Jajaran Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga (FIB UNAIR)
FIB NEWS — Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga (FIB UNAIR) menyambut kedatangan tamu kunjungan seorang dosen Akita University, Asc. Prof. William Bradley Horton pada Kamis (19/9/024). Kegiatan tersebut berlangsung di ruang Deny Arnos Kwary. Dihadiri oleh berapa dosen FIB, sambutan tersebut dilanjutkan lebih dalam merujuk pada diskusi kerja sama.
Sambutan dibuka oleh Prof. Purnawan Basundoro. Prof. Purnawan memberikan sambutan positif dari kedatangan Prof.William. Ia mengungkapkan bahwa kerjasama antara FIB UNAIR dengan Faculty of Education and Human Studies merupakan kesempatan yang sangat bagus, terutama bagi orang orang yang memiliki ketertarikan publikasi.
Disisi lain, Prof. William pun menyampaikan niat positifnya dalam diskusi tersebut. Prof. William dengan senang hati bisa melanjutkan hubungan dengan para pakar di Universitas Airlangga. Melalui Fakultas Ilmu Budaya, ia harap akan ada kerjasama tak hanya dari beliau saja, namun juga dari rekan-rekan nya yang ada di Akita University bisa turut bekerjasama.
“Saya harap juga, rekan saya di Akita barangkali bisa bekerjasama. Terutama kerjasama di bidang pendidikan dan Budaya,” ujarnya.
Prof. William merasa pula bahwa adanya urgensi untuk mengembangkan ilmu sosial dan humaniora. Ilmu-ilmu tersebut tentunya harus dikembangkan, salah satu langkahnya yaitu dengan melakukan kerjasama dengan universitas lain. Melihat bahwa FIB UNAIR memiliki pakar-pakar dalam hal tersebut, ia harap berbagai rangkaian kerjasama bisa terwujud.
Melalui paparan urgensi serta komitmen yang kuat dari Prof.William, dosen-dosen yang hadir pada diskusi tersebut sangat menyambut beliau dengan senang hati. Prof. David, selaku dosen program studi Bahasa dan Sastra Inggris, senang bahwa Prof. William bergerak mulai dari level fakultas.
“Diharapkan bisa bergerak lebih ke level universitas. Bila memang akan dibawa ke level univ, bisa collab dengan AGE,” ungkap Prof. David.
Prof. William kemudian menyebutkan mengenai pertukaran pelajar. Beliau berharap bahwa ada mahasiswa dari Akita University bisa datang ke Indonesia. Menanggapi hal tersebut, Prof. Purnawan menyampaikan bahwa UNAIR memiliki program student inbound. Terhitung sudah beberapa kali FIB UNAIR menerima mahasiswa-mahasiswi Jepang untuk melaksanakan kegiatan student inbound.
Prof. Purnawan turut memberikan arahan untuk bisa saling melakukan pertukaran pelajar. Meskipun begitu, masalah keuangan tak dapat dihindari. Mengingat bahwa pertukaran pelajar harus meraup sekian banyak rupiah, dari pembuatan visa hingga biaya hidup selama pertukaran pelajar berlangsung.
Nunuk Endah Srimulyani, selaku dosen Bahasa dan Sastra Jepang, turut menambahkan bahwa terdapat pembebasan tuition fee. Hal ini memudahkan bagi mahasiswa pertukaran pelajar dari luar negeri untuk bisa melakukan studi mereka di UNAIR tanpa harus mengeluarkan biaya yang besar.
Selanjutnya, Prof. Purnawan memberikan ide mengenai kegiatan kerjasama lainnya pada tahun 2025. Ketika FIB UNAIR akan membuat sebuah proposal, beliau berharap Prof. William untuk menjadi partner research. Hal tersebut memungkinkan untuk mengkaji penelitian dengan jangkauan data yang lebih luas.
“Besok 2025 bila FIB menyusun proposal, Prof. William bisa menjadi partner research. Bisa saja dosen maupun mahasiswa yang mampu. Dengan adanya partner international, penelitian bisa lebih luas. Hal yang dikaji bisa lebih banyak dan beragam,” tutur Prof. Purnawan
Dengan segala kemungkinan serta tantangan yang ada, kerjasama internasional ini diharapkan bisa terlaksana dengan baik. Baik dosen-dosen FIB maupun Prof. William, langkah ini merupakan langkah emas untuk membuka lembaran baru guna mengembangkan berbagai bidang ilmu, terutama dalam sosial dan humaniora.
Penulis: Fayza Mirzani Zauwja Alwan