Penulis: Cahyaning Safitri | Editor: Ilma Arrafi Nafi’a
Fakultas Ilmu Budaya (FIB), Universitas Airlangga (UNAIR) kembali mendapatkan berita bahagia dari mahasiswa berprestasi di bidang sastra. Karina Dwi Anjarsariberhasil merebut Juara 3 dalam Lomba Menulis Puisi dengan tema “Ibuku Inspirasiku”.
Sebelumnya, gadis cantik yang kerap disapa dengan nama Kayin tersebut beberapa kali telah mengikuti perlombaan serupa namun masih belum dinobatkan sebagai juara. Berbagai lomba puisi pun masih menemui kegagalan. Kabar baiknya, di pengujung tahun 2022 ini, ia kemudian berhasil memenangkan Lomba yang diadakan oleh Universitas Dwijendra Bali dalam rangka peringatan hari ibu. Prestasi ini dengan hormat ia persembahkan untuk almarhumah ibunya yang meski tidak bisa melihat secara langsung tapi ia yakini ibunya pasti bangga di sisi Allah SWT.
Lebih jelasnya Kayin pun menceritakan terkait tema puisi yang diciptakannya. Puisi tema Ibuku Inspirasiku dengan berjudul Acarya Rumah yang berarti Ibu adalah sosok pendidik, pengajar, pembimbing, guru rumah.
“Puisi ini berkisah tentang betapa besar jasa dan berharganya sosok malaikat rumah yang tak lain adalah ibu saya sendiri. Beliau rela melakukan apa saja demi melihat keluarga kecilnya ini tersenyum bahagia serta selalu memberikan hal terbaik, meski harus berjalan tertatih-tatih karena penyakit stroke dan komplikasi yang ibu derita.” Ungkapnya.
Kayin mengaku bahwasanya dia belajar menulis puisi untuk mengisi waktu luang. Berbagai dukungan dari orang-orang terdekat juga menjadi motivasi tersendiri bagi Kayin. Ia mencari banyak referensi terlebih dahulu agar lebih memudahkannya dalam menulis setiap diksi yang kemudian dibuatnnya menjadi sebuah puisi.
Diakhir wawancara, Kayin tidak lupa membagikan tips dan trik menjadi juara dan memberikan sedikit motivasi agar teman-teman FIB tidak putus berjuang dalam meraih kesuksesan.
“Yang pertama adalah yakin bahwa tidak ada salahnya kita mencoba, tentang apa yang orang lain katakan biarkan saja. Fokus untuk upgrade diri dan mulai usaha mewujudkan impian, karena kesempatan tidak datang dua kali jadi harus pandai memanfaatkan peluang dan pastinya manajemen waktu. Masuk kuliah saja susah, jadi akan rugi rasanya kalau kita tidak mempergunakan waktu yang ada sebaik mungkin. Apalagi masih banyak di luar sana yang belum atau tidak bisa merasakan jenjang pendidikan tinggi padahal mereka sangat ingin menyabet nama mahasiswa dan gelar sarjana. Untuk kakak-kakak serta teman-teman FIB, semangat dan berjuang terus karena masa depan kita masih panjang, ingat ada banyak harapan agar kita bisa jadi pribadi yang sukses dan bermanfaat bagi orang lain.” Pungkasnya.