Jihan Rafifah Mahdiyyah sedang membaca script saat proses syuting film Fatmawati. (Foto: Istimewa)
Penulis: Cahyaning Safitri | Editor: Rafli Noer Khairam
Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Airlangga (UNAIR) kembali berpartisipasi dalam pembuatan film dokumenter drama sejarah. Film tersebut menjadi momentum bulan kelahiran Soekarno pada Juni besok. Bertajuk Fatmawati, Jihan Rafifah Mahdiyyah, mahasiswa Bahasa dan Sastra Inggris, terpilih untuk memainkan peran Fatmawati muda.
Jihan berhasil menyelesaikan syutingnya setelah lima hari bergabung dalam pembuatan film. Dalam wawancara yang dilakukan pada Kamis, (31/5/2023), ia membagikan pengalamannya selama menjalankan proses syuting.
“Ajakan ini berawal saat aku menjadi pemeran di film sebelumnya, Soera Ing Baja. Kebetulan dalam film itu banyak pemeran dari FIB. FIB sendiri sudah menjadi mitra dari TVRI, Begandring, dan kampung Peneleh,” ujar Jihan.
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa dalam pembuatan film dokudrama sejarah kedua yang diselenggarakan oleh TVRI itu, ia berperan sebagai Fatmawati muda. Dalam empat scene, Jihan berhasil memerankan Fatmawati dari saat Fatmawati masih di Belitung sampai mendapat pernyataan cinta dari Soekarno.
“Peran menjadi Fatmawati muda ini menjadi hal yang memorable buat aku. Di sini aku merasa memiliki karakter yang sangat keren. Aku bisa mendalami posisiku sebagai Fatmawati. Di mana di usia belia, 15 tahunan, dia sudah memikirkan kemerdekaan Indonesia,” ungkapnya.
Kisah Fatmawati Layak Difilmkan
Dekan FIB, Prof. Dr. Purnawan Basundoro, S.S., M.Hum., selaku sejarawan turut serta memberikan tanggapan terkait dengan keikutsertaan mahasiswa FIB dalam pembuatan film tersebut. Ia turut bangga melihat pencapaian mahasiswa FIB karena telah memiliki kemampuan dalam pembuatan film sejarah. Tidak hanya itu, peran mahasiswa FIB juga lebih jelas dan beragam baik itu dari segi teknis dan non teknis.
“Jihan memiliki potensi besar sebagai pemain film. Ia memiliki kemampuan akting yang bagus dan sangat menjiwai tokoh yang diperankannya. Postur dan wajahnya pas menjadi pendukung memerankan Fatmawati muda,” ujar Prof. Dr. Purnawan.
Sebagai sejarawan, Prof. Dr. Purnawan menilai bahwa kisah Fatmawati ini menarik untuk dikaji dan dijadikan film. Lebih jelasnya, Fatmawati adalah istri presiden yang hidup pada masa krusial dalam sejarah Indonesia. Fatmawati memiliki peran penting sebagai pendamping Soekarno saat membacakan proklamasi dan menjahit bendera yang dikibarkan pada saat itu.
“Saya berharap kedepannya semakin banyak peristiwa sejarah yang diangkat menjadi film. Di mana hal tersebut akan memudahkan masyarakat luas dalam menikmati peristiwa sejarah,” tutupnya. (*)