Universitas Airlangga Official Website

Peserta SEANNET 2023 Kunjungi Museum Sejarah-Budaya dan Museum Kematian UNAIR

Tim Seannet didampingi oleh LO berkunjung ke Museum Sejarah dan Budaya FIB Unair

Penulis: Cahyaning Safitri

Peserta Southeast Asia Neighbourhoods Network 2.0: Communities of Learning, Research, and Teaching Collaborative (SEANNET Collective) 2023 melanjutkan kegiatan dengan mengunjungi Museum Sejarah-Budaya dan Museum Kematian Universitas Airlangga (UNAIR) pada Selasa, 14 Februari 2023.

Kegiatan kunjungan tersebut dihadiri oleh peserta SEANNET dari berbagai negara di Asia Tenggara. Dalam kunjungan ini peserta diajak untuk mengenal benda-benda peninggalan sejarah yang dikoleksi oleh FIB UNAIR. Koleksi-koleksi sejarah yang terdapat di museum tersebut bukan hanya benda pusaka atau sejenisnya. Tetapi, juga terdapat benda-benda bersejarah lainnya, hal tersebut disampaikan oleh Edi Budi Santoso, penanggungjawab museum dan dosen Ilmu Sejarah FIB UNAIR.

“Sebagian besar koleksi merupakan hibah dari Pak Hariyadi Soeharto, alumni, dan dosen-dosen UNAIR. Koleksinya ada buku kuno, arsip, majalah kuno, koran, kemudian ada koleksi-koleksi warisan budaya mulai dari peradaban manusia dari awal sampai dengan teknologi modern, contohnya ada lampu sederhana, keramik Cina, kamera-kamera lawas, dan sebagainya,” ujar Edi. 

Selain membagi informasi terkait dengan koleksi museum, Edi juga menyinggung terkait dengan tujuan didirikannya museum dan tujuan kunjungan peserta SEANNET ke museum tersebut. 

“Museum ini didirikan dalam rangka memfasilitasi Prodi Ilmu Sejarah khususnya pada mata kuliah museologi. Museum ini dinamakan Museum Sejarah dan Budaya karena terletak di Fakultas Ilmu Budaya dan beberapa menampung koleksi-koleksi kebudayaan,” kata Edi.

“Kunjungan ini memang sebagai ajang pengenalan FIB ke para pengunjung. Selain dari SEANNET, seluruh tamu, baik dari mahasiswa asing, dosen, atau tamu-tamu akademik selalu diajak untuk mengunjungi museum ini. Kunjungan ini juga sebagai strategi promosi FIB bahwa fasilitas yang ada sudah cukup membantu mahasiswa ilmu Sejarah,” lanjutnya. 

Selain mengunjungi Museum Sejarah-Budaya, SEANNET juga mengajak peserta untuk mengunjungi Museum Kematian yang ada di FISIP UNAIR. Dalam museum tersebut, peserta dikenalkan dengan berbagai proses pemakaman di Indonesia, fosil-fosil tulang manusia, dan beberapa miniatur-miniatur kuno. Ari Setiawan selaku edukator dan tata pamer menjelaskan terkait dengan koleksi dan tujuan didirikannya museum tersebut.

“Awalnya museum ini didirikan pada 2005 sebagai tempat penyimpanan hasil-hasil PKL terkait dengan antropologi ragawi yang menumpuk di departemen. Selain sebagai tempat penyimpanan koleksi, museum ini juga digunakan sebagai tempat belajar terkait dengan sejarah dan ritual kematian, forensik, dan banyak hal terkait dengan kematian,” tutur Ari.

“Selain tulang di sini juga banyak ornamen candi, tulang di sini asli dan diperoleh dari kepolisian ketika ada temuan rangka manusia untuk diidentifikasi. Apabila dari identifikasi tersebut tidak ditemukan siapa pemiliknya, maka dipinjam oleh kami sebagai bahan penelitian,” sambungnya. 

Kunjungan ke Museum Sejarah-Budaya dan Museum Kematian ini disambut begitu antusias oleh peserta-peserta SEANNET. Tidak hanya peserta dari luar Indonesia, Fitri yang merupakan peserta dari Universitas Brawijaya (UB) juga sangat semangat dalam menyambut kunjungan ini. 

“Hari ini adalah hari terakhir, banyak dari kami yang tidak mengikuti kegiatan karena lelah dan banyak juga yang sudah kembali ke negara asal. Namun, kunjungan ke museum ini adalah salah satu hal yang saya dan teman-teman muda tunggu. Setelah sebelumnya kita bergabung dengan bapak-bapak yang membahas mengenai penelitian, hari ini kami lebih santai. Walaupun tetap saja kami merasa capek, namun kunjungan ini sedikit tidak menambah capek kami,” tukasnya. (*)