Universitas Airlangga Official Website

Wayang Sandosa: Menghidupkan Kejayaan Sang Kusuma Bangsa

Penulis: Silvia Nur Nafisa

Pada hari Jumat, 23 Agustus 2024, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga, melalui Badan Semi Otonom (BSO) Pakarsajen, sukses menyelenggarakan acara “Pementasan Sang Kusuma Bangsa” sebagai bagian dari rangkaian kegiatan orientasi studi dan pengenalan kampus bagi mahasiswa baru tahun 2024. Acara ini dilangsungkan di halaman depan Fakultas Ilmu Budaya BSO Pakarsajen mengusung tema Wayang Sandosa, pementasan ini bertujuan untuk melestarikan dan mempromosikan seni wayang sebagai salah satu kekayaan budaya Indonesia, sekaligus memperkenalkan mahasiswa baru pada tradisi yang sarat dengan nilai-nilai moral dan filosofis.

Lakon yang diangkat dalam pementasan ini adalah “Sang Kusuma Bangsa”, sebuah cerita dari epos Mahabharata yang menggambarkan peristiwa perang Baratayudha Jayabinangun di Padang Kurusetra. Lakon ini menonjolkan kisah tentang perjuangan, pengorbanan, dan nilai-nilai kepahlawanan yang relevan dalam konteks kehidupan modern.

Pementasan berlangsung dengan meriah dan berhasil menarik perhatian para mahasiswa baru serta sivitas akademika yang hadir. Pementasan Sang Kusuma Bangsa dibuka dengan gamelan buka kayon, yang kemudian dilanjut dengan wayang sandosa. Wayang sandosa tersebut merupakan hasil kolaborasi dengan pihak eksternal dan dibawakan oleh empat dalang, yaitu tiga dalang dari mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya serta satu dalang dari eksternal (Sanggar Baladewa). Pementasan ditutup dengan pembacaan puisi dengan judul Abimanyu Gugur karya A.R. Oka Fahrudzin (Kancilisme), yang merupakan karya mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Airlangga.

Secara keseluruhan, kegiatan Pementasan Sang Kusuma Bangsa tidak hanya memberikan hiburan, tetapi juga menjadi media edukasi budaya yang efektif bagi para mahasiswa baru. Melalui kegiatan ini, diharapkan mahasiswa baru dapat memahami makna dari lakon yang dibawakan. Lakon Sang Kusuma Bangsa menggambarkan sosok Abimanyu sebagai simbol keberanian dan tekad yang tak tergoyahkan, mirip dengan semangat yang harus dimiliki oleh mahasiswa baru dalam menghadapi rintangan di masa depan.

Seperti Abimanyu yang menghadapi tantangan besar di medan perang, mahasiswa baru juga akan menghadapi berbagai ujian dan kesulitan selama perjalanan akademis mereka. Namun, dengan semangat juang dan dedikasi, mereka diharapkan mampu mengatasi setiap tantangan dan tumbuh menjadi pemimpin yang tangguh, layaknya “Sang Kusuma Bangsa.”