Universitas Airlangga Official Website

Departemen Prostodonsia UNAIR Susun Buku Ajar Mengenai Gigi Tiruan Jembatan

Surabaya, fkg.unair – Departemen Prostodonsia Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Airlangga menyusun buku ajar perkuliahan mengenai Gigi Tiruan Jembatan (GTJ). Buku yang bertajuk “Gigi Tiruan Jembatan Porselen Taut Logam Preparasi Gigi Penyangga” ini disusun guna menjadi pegangan para mahasiswa FKG dalam mempelajari dan memahami topik mengenai Gigi Tiruan Jembatan.

Buku ini mengulas mengenai preparasi untuk Gigi Tiruan Jembatan secara detail. “Yang kita tulis kemarin adalah dari bidang Gigi Tiruan Jembatan yang termasuk gigi tiruan tetap atau cekat ya istilahnya,” terang Prof. Dr. Nike Hendrijantini,drg.,M.Kes.,Sp.Pros.(K), salah satu dosen pengajar di Departemen Prostodonsia UNAIR.

Gigi Tiruan Jembatan sendiri, lanjut Prof. Nike, merupakan jenis gigi tiruan yang dipasang secara permanen pada pasien. Gigi tiruan jenis ini membutuhkan gigi asli pasien sebagai penyangga. “Kalau ini tanpa kawat dan tanpa plat sehingga dia duduk di gigi penyangganya dengan sempurnya, dengan baik,” ungkap Prof. Nike.

“Jadi biasanya kehilangan giginya itu satu atau dua gitu, sedang gigi tetangganya itu sebagai pegangannya gigi tiruan.  Pegangan dari gigi asli yang masih ada itu kita buat suatu preparasi atau disiapkan sebagai tumpuan daripada gigi tiruan yang nanti dipasang secara tetap,” lanjutnya.

Teknik-teknik persiapan untuk pemasangan pegangan GTJ juga dijelaskan secara lengkap dalam buku ini. Sebagai contoh, seorang pasien yang kehilangan satu atau dua gigi premolar akan membutuhkan gigi molar sebagai pegangan untuk Gigi Tiruan Jembatan yang akan dipasang. “Ada tekniknya sendiri supaya nanti GTJ itu bisa dipasangkan pada gigi yang dipreparasi tadi untuk pegangannya,” ujar Prof. Nike.

Tak hanya menjelaskan mengenai teknik-tekniknya saja, buku ini juga dilengkapi pemaparan mengenai teknologi yang digunakan. Di samping itu, cara-cara mengambil bagian dari gigi tiruan itu juga dijelaskan secara rinci agar sesuai dengan panduan yang digunakan dalam praktik kedokteran gigi.

Buku ajar yang terdiri dari empat bab ini mulai disusun pada masa pandemi Covid-19 di mana pada masa itu kegiatan praktikum mahasiswa menjadi terbatas. Melihat kondisi ini, para dosen pengajar dari Departemen Prostodonsia melihat perlunya sebuah buku ajar yang mempermudah para mahasiswa memperdalam materi perkuliahan.

“Dengan panduan yang kita buat ini, mudah-mudahan mahasiswa bisa lebih jelas dan lebih teliti, ideal membuatnya. Kan itu ada gambar-gambar. Buku itu ada gambarnya, terus teori, persyaratannya,” tegas Prof. Nike.

Penyusunan buku ajar ini merupakan implementasi dari Sustainable Development Goals (SDGs) poin keempat. Poin ini sendiri memuat hal-hal mengenai pendidikan berkualitas. (Agnesia)