Program Pendidikan Profesi Dokter Hewan (PPDH) atau koasistensi yang dilaksanakan di Divisi Patologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga menyaratkan diagnosis patologik pada unggas, mamalia, atau hewan lain dari kasus yang diperoleh bagi mahasiswa peserta didik.
Mahasiswa PPDH Gelombang 40 tandem 5, yang saat ini sedang mengikuti program koasistensi di Divisi Patologi FKH Unair, kebetulan mendapatkan kasus unik, yaitu hewan eksotik, biawak yang diduga sakit. Biawak atau dengan nama latin Varanus ini diperoleh dari sungai di daerah Sedati.
Seperti prosedur yang telah ditetapkan, pada tanggal 27 juni 2023 dilakukan nekropsi pada biawak tersebut untuk memperoleh gambaran patologik akibat penyakit yang di derita. Bimbingan nekrosi diberikan oleh salah satu dosen Patologi FKH Unair, Dr Djoko Legowo, drh., MKes. yang kebetulan memang dosen ahli di bidang penyakit satwa liar dan eksotik.
Menurut salah satu mahasiswa koasistensi, Fidella Josevina, SKH., biawak tersebut merupakan biawak liar, dengan ciri-ciri hiperaktif, memiliki berat berat badan 7 kilogram, panjang 130 sentimeter.
Dari hasil nekropsi menunjukkan bahwa hewan tersebut menderita helmintiasis ( cacingan ) dengan diketemukan cacing di saluran cerna, meliputi lambung dan usus, dan perdarahan usus. Perubahan pada organ lain berupa hepar menguning, jantung membesar (hipertrofi), ginjal hiperemi, hematoma pada ekstremitas caudalis. Untuk identifikasi jenis cacing masih menunggu konfirmasi dari Divisi Parasitologi. Adapun diagnosis selengkapnya akan dipresentasikan setelah dilengkapi dengan hasil pengamatan histopatologik dan hasil konsultasi dengan dosen pembimbing.
(Plumeriastuti).