Universitas Airlangga Official Website

Malaysia, Negara Multi Etnis dan Multi Agama

Malaysia adalah negara dengan mayoritas penduduknya beragama Islam (61,3%), disamping itu juga ada pemeluk agama lainnya, yaitu Budha (19,8%), Kristen (9,2%) serta Hindu (6,31%). Di Malaysia, kehidupan bermasyarakatnya termasuk rukun, tidak pernah terdengar perseteruan antar etnis. Bahkan tempat-tempat ibadah agama selain Islam bisa terpelihara dengan baik, bahkan tidak sedikit yang menjadi destinasi wisata.

Tanggal 14-16 Juli 2023, kami mengunjungi Malaysia. Sewaktu naik Gondola menuju Genting Highland, pada stasiun pemberhentian pertama, terlihat Pagoda Chin Swee Temple, kuil Budha yang berada pada ketinggian 4.600 mdpl. Untuk menuju kuil, pengunjung akan melewati Lorong yang dilengkapi dengan patung-patung yang menceritakan perjalanan mulai dari neraka menuju surga.

Udara di kuil ini sangat sejuk, bersih. Pemandangan di sekitar kuil juga menyegarkan mata karena dikitari pemandangan hutan yang hijau ditimpali dengan jurang-jurang di sekelilingnya.

Disamping Agama Budha, Agama Hindu juga mendapat kehormatan di Malaysia. Ada satu patung Dewa Kemarahan (Murugan) yang cukup tinggi dan sangat ramai dengan wisatawan, yaitu Batu Cave, di daerah Gombak, sekitar 11km sebelah utara kota Kuala Lumpur. Patung berwarna keemasan tersebut tingginya mencapai 42,7m. Di sebelah patung, terdapat anak tangga berjumlah 272 buah, tempat pengunjung bisa naik menuju lokasi Gua kapur.

Di halaman depan patung tersebut banyak sekali burung merpati yang beterbangan atau bertengger di pohon ketapang, mengingatkan saya pada suasana di Makkah, dimana pengunjung dapat bermain-main dengan menyebar biji-bijian untuk menarik merpati datang. Saya sempat membeli butiran gandum yang biasa dikonsumsi merpati, untuk dibawa pulang ke Indonesia sebagai bibit tanaman fodder, semacam rumput yang dibudidayakan dalam waktu 7-10 hari lalu bisa diberikan pada hewan ruminansia, lengkap mulau daun sampai akarnya. Rumput ini umumnya juga disukai kucing sebagai sarana agar bisa muntah. Dalam perjalanan pulang ke Indonesia, saya sempat khawatir, jangan-jangan tidak lolos saat pemeriksaan di Bandara, oleh sebab itu saya tidak berani memasukkannya dalam koper. Gandum tersebut saya tenteng bersama dengan permen coklat untuk mengesankan sebagai jajanan. Alhamdulillah bisa selamat sampai di Surabaya (M. Anam Al Arif/A6).