Inaktivasi virus merupakan langkah penting dalam pengembangan vaksin untuk memastikan bahwa vaksin aman untuk digunakan. Prosennya melibatkan proses membunuh atau menghancurkan virus sambil tetap mempertahankan imunogenisitasnya. Perlakuan ini penting karena virus hidup bisa berbahaya, terutama bagi individu dengan sistem kekebalan yang lemah. Inaktivasi virus dapat dicapai melalui berbagai metode seperti perlakuan kimiawi, perlakuan panas, atau radiasi. Setiap metode memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing, dan pilihan metode bergantung pada virus spesifik yang digunakan dan hasil vaksin yang diinginkan.
![](https://fkh.unair.ac.id/wp-content/uploads/2023/07/Inaktivasi-Virus-1-300x225.webp)
Pemberian bahan kimia melibatkan penggunaan bahan kimia seperti formaldehida atau beta-propiolakton untuk menonaktifkan virus. Perlakuan panas melibatkan memaparkan virus pada suhu tinggi untuk mendenaturasi proteinnya. Perlakuan radiasi melibatkan pemaparan virus ke sinar UV atau sinar gamma untuk merusak asam nukleatnya. Pemilihan metode juga bergantung pada jenis vaksin yang dikembangkan. Misalnya, beberapa vaksin memerlukan respons imun yang kuat, yang mungkin memerlukan metode inaktivasi yang lebih kuat. Secara keseluruhan, inaktivasi virus merupakan langkah penting dalam pengembangan vaksin untuk memastikan keamanan dan kemanjuran dari vaksin itu sendiri.