Gejala penyakit stroke biasanya identik dengan gejala motorik seperti pelo atau kelumpuhan. Disamping itu, ternyata ada beberapa gejala lain yang belum popular. Misalnya perubahan sikap secara tiba-tiba dari yang awalnya periang menjadi pendiam.
Hal ini disampaikan oleh Dokter Spesialis Radiologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK UNAIR), Dr. Anggraini Dwi Sensuati, dr., Sp.Rad(K). Gejala lain seperti kehilangan fungsi kognisi atau fungsi berfikir. Pun dengan kehilangan daya ingat.
“Gejala stroke bermacam-macam tergantung saraf yang terkena. Tidak selalu disertai dengan gejala motorik atau kelumpuhan,” ujarnya dalam tayangan youtube Dokter UNAIR TV, Jumat, 23 Desember 2022.
Sementara itu, gejala motorik stroke juga beragam. Agar mudah diingat, Dokter Anggarini menyingkatnya dengan SEGERA KE RS. Antara lain senyum tidak simetris, gerak separuh anggota tubuh melemah secara tiba-tiba. Kemudian tiba-tiba pelo, bicara ngelantur hingga tidak dapat berbicara. Lalu kebas atau kesemutan, rabun dan sakit kepala hebat yang tidak bisa dirasakan sebelumnya.
Jika sudah mengalami gejala-gejala di atas, ditambah seorang tersebut memiliki resiko seperti diabetes dan jantung, ataupun di atas usia 40 tahun, sebaiknya segera melakukan deteksi dini ke rumah sakit. Karena stroke ini merupakan penyakit yang berkaitan dengan saraf otak. Yang terlambat sedikit penanganannya, kerusakan yang dihasilkan akan parah.
“Kematian sel neuron sangat bergantung pada waktu. Dalam sekali terjadi stroke, bisa 1,2 miliyar sel saraf yang mati. Ini mempercepat 36 tahun penuaan,” terangnya.
Pasien yang mengalami gejala-gejala di atas bisa datang ke rumah sakit yang memiliki fasilitas CT Scan. CT Scan ini merupakan pemeriksaan radiologi dasar untuk mendeteksi gejala stroke atau penyakit lain. Juga untuk mendeteksi apakah stroke ini disebabkan karena penyumbatan pembuluh darah atau pendarahan. Karena dua jenis stroke ini penanganannya berbeda.
Jika gejalanya lebih berat, dokter biasanya akan merekomendasikan untuk melakukan pemeriksaan MRI, pemeriksaan jantung (ECO Cardiografi )dan leher (USG Doppler Carotis).
“Stroke merupakan penyakit yang paling mematikan di Indonesia. Karananya sebaiknya kita lebih waspada aware. Karena stroke itu datangnya memang tiba-tiba. Kami sarankan setidaknya melakukan deteksi dini saat memasuki usia 40 tahun,” tukasnya. (ISM)