FKM NEWS – Jumat (11/11/2022), Pelaksana program kerjasama UNAIR dan UNICEF, Gerakan Peduli Ibu dan Anak Sehat Berbasis Keluarga dan Masyarakat atau Geliat Airlangga, kembali menyelenggarakan pertemuan untuk membahas Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS). Berfokus pada hasil implementasi, Geliat Airlangga mengadakan kegiatan studi banding MTBS di Kota Surabaya sebagai bentuk komitmen dari kemitraan UNAIR dan UNICEF yang tertuang dalam Program Cooperation Agreement yaitu mendukung berbagai upaya dalam memperkuat kapasitas untuk merencanakan, melaksanakan, memantau, dan memberikan layanan kesehatan ibu dan anak yang berkualitas serta setara di tingkat nasional dan daerah.
Diselenggarakan di Convention Hall Siola Kota Surabaya, kegiatan ini dihadiri oleh bidan, dokter, dan tenaga kesehatan lainnya sebagai perwakilan setiap puskesmas di Kota Surabaya. Kegiatan yang dihadiri oleh kurang lebih 150 tamu undangan ini juga turut menghadirkan narasumber dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Jawa Timur dan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur.
Dibuka oleh sambutan Dr. Armunanto, M.PH. dari UNICEF Indonesia dan Dr. Ratna Dwi Wulandari, S.KM., M.Kes. dari Geliat Airlangga, kegiatan ini terbagi menjadi tiga sesi yaitu pemaparan materi “Penyakit pada Bayi dan Anak dalam MTBS” oleh dr. Leny Kartina, Sp. A(K). dari IDAI Jawa Timur, pemaparan implementasi layanan MTBS oleh perwakilan Puskesmas Krembangan Selatan dan Puskesmas Tambakrejo, serta materi dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur.
Dalam pemaparannya, dr. Leny menyampaikan bahwa terdapat beberapa penyakit pada bayi dan balita yang menyebabkan terjadinya kematian pada bayi dan balita. Ada enam penyakit yang beliau sampaikan yaitu infeksi karena dengue, diare, HIV, campak, malaria, dan pneumonia. Penyakit ini seringkali menjadi penyebab masih tingginya angka kematian bayi dan balita di Indonesia. Adanya hal tersebut menjadikan perlunya peningkatan kemampuan tenaga kesehatan untuk mengenali dan memberikan tatalaksana awal sesegera mungkin yang salah satunya melalui pengoptimalan layanan MTBS ini.
“MTBS sangat membantu para tenaga kesehatan, kader, dan keluarga untuk mencegah kematian bayi dan balita”, ungkap dr. Leny.
Mengingat pentingnya pelaksanaan layanan MTBS khususnya di puskesmas, perwakilan dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur juga memaparkan gambaran mengenai MTBS di Kota Surabaya. Dalam pemaparan tersebut beliau menyampaikan bahwa MTBS merupakan kunci untuk mengurangi angka kematian bayi dan balita sehingga diperlukan komitmen dari tenaga kesehatan dan puskesmas supaya MTBS ini dapat berhasil.
“Keberhasilan MTBS bergantung pada komitmen puskesmas yang mana jika kepala puskemas berkomitmen maka jajaran yang lain juga akan ikut berkomitmen”, jelas beliau.
Tak hanya itu, Puskesmas Krembangan Selatan dan Puskesmas Tambakrejo sebagai perwakilan puskesmas yang ditunjuk, juga memberikan pemaparan mengenai implementasi layanan MTBS pada masing-masing puskesmas. Mulai dari registrasi hingga pemberian pelayanan oleh tenaga kesehatan, masing-masing puskesmas memberikan gambaran pelayanan MTBS yang diberikan melalui penayangan video.
Penulis : Faradillah Amalia Febrianti