Universitas Airlangga Official Website

Peninjauan Kualitas Lingkungan dalam Upaya Menerapkan Indikator Sekolah Sehat di SMP Negeri 1 Surabaya

FKM NEWS– Selalu ada upaya untuk meningkatkan kesehatan siswa di sekolah, mulai dari peningkatan fasilitas, peningkatan kurikulum, hingga memperbaiki kualitas lingkungan sekolah. Kualitas lingkungan di sekitar sekolah dapat mempengaruhi kesehatan siswa secara signifikan, baik itu polusi udara, suara, cahaya, dan faktor lingkungan lainnya. Selain itu, kesehatan lingkungan sekolah juga dapat meningkatkan kenyamanan dalam kegiatan belajar mengajar.

Hal ini sesuai dengan pendapat Manindra, salah satu siswa SMPN 1 Surabaya saat ditanya perihal seberapa penting menjaga kualitas lingkungan sekolah. “Penting sekali. Lingkungan sekolah yang bersih dapat meningkatkan kualitas siswa dalam hal belajar.”

SMPN 1 Surabaya juga telah melakukan banyak penyesuaian setelah adanya pandemi Covid-19. “Sebenarnya mengalami perubahan baik yang cukup signifikan setelah dua tahun pandemi, pihak sekolah menjadi lebih concern terhadap kebersihan dan kerapian terutama mengenai kantin. Bahkan untuk kantin, saat ini dari pihak sekolah sudah memfasilitasi dengan kran air (untuk memudahkan keperluan dapur yang berkenaan dengan mencuci).” ujar salah satu penjual makanan di kantin SMPN 1 Surabaya.

Selain berusaha meningkatkan fasilitas dalam rangka penyesuaian terhadap pandemi, SMPN 1 Surabaya juga berusaha meningkatkan fasilitas untuk meningkatkan kualitas lingkungan sekolah. Bahkan, saat sekelompok mahasiswa Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga mendatangi sekolah tersebut untuk melaksanakan kegiatan analisis lingkungan, pihak SMPN 1 Surabaya sangat antusias dan menyambutnya dengan baik. Selama proses pengambilan data melalui kegiatan observasi dan in depth interview, pihak SMPN 1 Surabaya selalu membersamai dan menjelaskan kondisi sekolahnya dengan jujur.

Berdasarkan hasil observasi dan in depth interview yang dilakukan oleh sekelompok mahasiswa Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga sebagaimana yang disebutkan di atas, kondisi sanitasi lingkungan sekolah SMPN 1 Surabaya tergolong sangat baik dengan nilai 925/1000 atau 92,5%. Nilai tersebut adalah akumulasi dari pembobotan jawaban “ya” dalam instrumen penelitian yang disusun oleh mahasiswa Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga. Mahasiswa menyusun instrumen penilaian observasi tersebut berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1429/MENKES/SK/XII/2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Sekolah. Instrumen tersebut memuat 12 variabel penilaian, yaitu lokasi, konstruksi bangunan, ruang bangunan, kualitas udara ruang, pencahayaan, ventilasi, kebisingan, fasilitas sanitasi sekolah, sarana olahraga dan sarana ibadah, halaman, bebas jentik nyamuk, serta Covid-19. Setiap variabel memuat indikator-indikator penilaian.

Variabel lokasi memiliki 4 indikator penilaian, yaitu bangunan sekolah berada dalam rencana umum tata ruang wilayah kota, tidak rawan bencana, bukan bekas TPA, dan jauh dari jaringan listrik bertegangan tinggi. SMPN 1 Surabaya memenuhi keempat indikator tersebut. Variabel konstruksi bangunan memuat 8 sub variabel dengan setiap sub variabel memiliki 1-4 indikator. 6 dari 8 sub variabel tersebut, SMPN 1 Surabaya mendapatkan nilai utuh.

Selanjutnya, variabel ruang bangunan, SMPN 1 Surabaya mendapatkan nilai utuh pada 3 dari 5 sub variabel yang ada. Lalu, pada variabel kualitas udara ruang, pencahayaan, ventilasi, fasilitas sanitasi sekolah, sarana olahraga dan sarana ibadah, halaman, bebas jentik nyamuk, serta Covid-19, SMPN 1 Surabaya memenuhi semua indikator dan mendapatkan nilai utuh.

Kondisi sanitasi lingkungan sekolah yang tergolong sangat baik tersebut masih perlu peningkatan agar indikator-indikator lingkungan sekolah sehat berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1429/MENKES/SK/XII/2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Sekolah dapat terpenuhi sehingga sekolah menjadi tempat yang nyaman untuk kegiatan belajar dan mengajar. Oleh karena itu, seluruh civitas akademik, terutama siswa-siswi SMPN 1 Surabaya sebagai populasi terbanyak di sekolah tersebut, harus saling bersinergi untuk menjaga lingkungan sekolah yang sudah memenuhi indikator sekolah sehat dan saling berkolaborasi untuk memenuhi indikator sekolah sehat yang belum terpenuhi atau belum mendapatkan nilai utuh.

Penulis : Atamma Dzun Nun Alina