Universitas Airlangga Official Website

SERAT: PERANNYA DALAM MENURUNKAN KADAR GULA DARAH PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2

Diabetes Mellitus (DM) adalah keseluruhan gangguan metabolik ditandaidengan kadar gula darah diatas standar sehingga dapat mempengaruhi metabolisme zat gizi karbohidrat lemak dan protein disertai etiologi multi faktor (Gibney J.M et al, 2009). Menurut American Diabetes Association (ADA), diabetes melitus merupakan penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya. Diabetes melitus tipe 2 merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia, terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya. Peningkatan pendapatan perkapita dan perubahan gaya hidup terutama di kota-kota besar menyebabkan meningkatnya angka kejadian penyakit degeneratif, salah satunya adalah penyakit diabetes melitus.

Serat adalah komponen karbohidrat kompleks yang tidak dapat dicerna oleh enzim pencernaan, namun dapat dicerna oleh mikro bakteri pencernaan. Serat merupakan wadah berbiak yang baik bagi mikroflora usus. Serat juga disebut suatu komponen yang harus dipenuhi jumlahnya agar tubuh dapat berfungsi dengan baik. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 menunjukkan proporsi rerata nasional konsumsi kurang sayur dan buah pada penduduk di atas 10 tahun mencapai 93,5%, ini tidak menunjukkan perubahan jauh dari data sebelumnya Riskesdas 2007 sebesar 93,6%. Hal tersebut sejaland dengan catatan dari World Health Organization (WHO) yang menunjukkan bahwa orang Indonesia mengonsumsi buah dan sayur hanya sebanyak 2,5 porsi per hari atau 34,55 kg per tahun. Jumlah ini jauh di bawah anjuran Food Agriculture Organization (FAO) untuk konsumsi buah per kapita per tahun sebanyak 73 kg.

Banyak penelitian telah membuktikan bahwa asupan serat yang tinggi berpengaruh terhadap penurunan kadar glukosa darah postprandial baik pada subjek non-diabetes, prediabetik dan diabetes, dan menurunkan faktor risiko kondisi kronis termasuk intoleransi glukosa, hiperinsulinemia, dan hiperlipidemia postprandial. Hal tersebut dikarenakan serat terutama serat larut air yang masuk bersama makanan akan menyerap banyak cairan di dalam lambung dan membentuk makanan menjadi lebih kental sehingga akan memperlambat proses pencernaan yang mengakibatkan proses penyerapan nutrisi seperti glukosa akan terjadi secara lambat. Penyerapan glukosa yang lambat akan menyebabkan kadar glukosa darah menurun. Penelitian Witasari (2009) menunjukkan bahwa 100% responden yang merupakan penderita DM tipe 2 memiliki asupan serat yang buruk. Kadar gula darah puasa sangat dipengaruhi oleh asupan serat. Pengaruh serat terhadap kadar gula darah puasa yaitu memperbaiki penanganan gua dalam tubuh dengan cara emperlambat absorpsi karbohidrat (Achadi, 2007). Anjuran serat untuk penderita diabetes yaitu 20-35 gram/hari yang berasal dari berbagai sumber makanan (PERKENI, 2015).

Penulis : Theresa Angelina Christa