Pada hari Jumat (20/9), Prof. Dr. Naved Iqbal—akrab disapa Prof. Naved— kembali bertandang dan menjadi pembicara pada kuliah tamu yang kali ini bertempat di Ruang Sidang 1 Fakultas Psikologi Universitas Airlangga. Kuliah tamu ini dihadiri oleh sejumlah mahasiswa International Undergraduate Program (IUP) S1 Psikologi Universitas Airlangga. Berbeda dengan perkuliahan tamu sebelumnya (19/9), kuliah ini tidak hanya dihadiri oleh mahasiswa dari Universitas Airlangga itu sendiri melainkan juga bersama teman-teman dari Universiti Utara Malaysia (UUM) yang mengambil program studi Psikologi Klinis sebagai bidang ilmu mereka.
Pada kesempatan ini, topik yang dibawakan masih berkutat pada pembahasan teori psikoanalisis milik Sigmund Freud. Setelah berdiskusi mengenai paradigma psikodinamika dalam perkuliahan sebelumnya, Prof. Naved kini membuka ruang untuk mahasiswa IUP dan teman-teman Universitas Utara Malaysia untuk berdiskusi sekaligus mengkaji pendekatan psikoanalisis dari berbagai aspek. Pembelajaran berlangsung secara interaktif dan menyenangkan ditilik dari antusiasme peserta perkuliahan yang aktif bertanya dan menunjukkan keseriusan mereka selama sesi materi. Tentunya kegiatan ini dapat berjalan dengan lancar berkat panduan dari moderator acara yakni Ibu Valina Khiarin Nisa, S.Psi, M.Sc atau kerap dipanggil Ibu Valina oleh mahasiswa.
Ketika ditanya mengenai kesan dan pesan, Syazril—salah satu peserta asal Malaysia— menyampaikan rasa terima kasihnya atas kesempatan mengikuti perkuliahan ini. Menurut Syazril, segala hal yang dipaparkan oleh Prof. Naved maupun yang telah didiskusikan bersama berhasil membuka banyak perspektif pemikiran baru dalam dirinya. Meskipun pembahasan psikoanalisis ini sudah tak asing bagi Syazril selaku mahasiswa Psikologi, namun pengkajian kali ini terasa lebih pas karena adanya aspek persepsi budaya di dalamnya.
Selain Syazril, ada pula Airell Bagus, mahasiswa IUP 2022, turut mengemukakan kesan yang ia peroleh selepas menghadiri kuliah tamu. Tidak jauh berbeda dengan Syazril, Airell pun berpendapat bahwa adanya pembahasan tentang pengaruh budaya menjadikan topik psikoanalisis terasa lebih menarik dan insightful. Airell juga mengatakan bahwa perkuliahan yang ia hadiri kali ini berjalan dengan baik, seru, dan juga interaktif.