FTMM NEWS – Kampus Merdeka merupakan bagian dari kebijakan Merdeka Belajar oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek). Salah satu kegiatan yang diselenggarakan oleh Kampus Merdeka adalah program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM). Melalui kegiatan PMM, selama satu semester, mahasiswa akan mendapatkan pengalaman belajar di perguruan tinggi di Indonesia sekaligus memperkuat persatuan dalam keberagaman. Teknik Industri FTMM menjadi satu diantara prodi yang ikut serta dalam program ini.
Kegiatan ini diwakili Maissy Ar Maghfiroh, mahasiswa Teknik Industri angkatan 2020, yang bekesempatan ikuti PMM selama satu semester penuh. Maissy mengikuti PMM di Universitas Katolik De La Salle Manado, Sulawesi Utara. Banyak sekali pengalaman dan pelajaran yang ia dapatkan selama satu semester mengikuti perkuliahan di luar kampus tersebut, salah satunya ia dapat merasakan belajar di luar prodi asal.
Salah satu kegiatan yang terdapat di dalam PMM adalah kegiatan Modul Nusantara, yakni kegiatan non-akademik yang berisikan rangkaian kegiatan yang difokuskan untuk melahirkan pemahaman serta menambah wawasan terkait kebhinekaan, inspirasi, refleksi, dan kontribusi sosial. Tujuannya, supaya mahasiswa tidak hanya belajar akademik saja, melainkan juga mengenal dan mempelajari kekayaan kebudayaan nusantara yang berasal dari keberagaman golongan, suku, ras, dan agama.
“Ikut PMM seru banget! Kuliahnya dapet, healing juga dapet,” ungkap Maissy.
Lebih lanjut, Maissy menceritakan, selama mengikuti PMM, tempat ikonik yang pernah ia kunjungi adalah Bukit Kasih Kanonang, yang di dalamnya terdapat lima rumah ibadah yaitu Masjid, Gereja Katolik, Gereja Kristen, Candi Hindu, dan Kuil Buddha. Selain itu, ia pernah berkunjung ke Pasar Tomohon, salah satu pasar tradisional yang akrab dikenal dengan sebutan “Pasar Ekstrem” yang menjual berbagai hewan untuk disantap, seperti ikan, ayam, sapi, kambing, hingga hewan ekstrem seperti ular, anjing, bahkan kucing.
“Kegiatan PMM ini, dibiayai secara penuh oleh Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), mulai dari tiket berangkat dan pulang, hingga bantuan UKT,” tutur Maissy.
Maissy menceritakan bahwa sebelum ia mengikuti kegiatan PMM, ia melakukan konsultasi terlebih dahulu dengan dosen wali dan ketua program studi terkait dengan hal-hal apa saja yang diperlukan dan yang akan dilakukan selama mengikuti kegiatan PMM, beberapa di antaranya adalah perguruan tinggi yang akan dituju, mata kuliah yang akan diambil, dan perihal konversi SKS. Mahasiswa yang mengikuti kegiatan PMM, berhak mendapatkan konversi SKS hingga 20 SKS.
“Aku sempat bimbang, sebab mata kuliah yang ditawarkan di perguruan tinggi penerima tidak menyediakan semua mata kuliah yang akan aku ambil di semester 5 lalu, tapi aku diberi semangat untuk melanjutkan PMM dan diperkenankan oleh dosen-dosen Teknik Industri untuk mengikuti perkuliahan secara daring di Unair, sehingga dapat memenuhi jumlah SKS,” ujar Maissy.
Selain itu, Maissy juga menyampaikan bahwa dosen-dosen FTMM dan Teknik Industri sangat mendukung mahasiswanya untuk berpartisipasi dalam program Kampus Merdeka.
Maissy sangat merekomendasikan kegiatan PMM, sebab ia mengaku banyak sekali pengalaman yang didapatkan, salah satu pengalaman yang sebelumnya tidak pernah ia sangka-sangka adalah dapat berdialog secara langsung dengan Menteri Kemendikbud Ristek, Nadiem Makarim, BA, MBA pada salah kunjungan kerja perdana 2023. Pada pertemuan tersebut, membahas seputar program MBKM, pengalaman mengikuti MBKM, hingga masukan dari mahasiswa untuk program MBKM.
Maissy menyampaikan beberapa tips dalam mengikuti PMM. Sebelum mendaftar, harus dipastikan bahwa telah berkonsultasi dengan dosen wali serta meminta persetujuan dari dosen wali dan ketua program studi untuk mengikuti kegiatan PMM selama satu semester, termasuk pula berdiskusi perihal mata kuliah yang hendak diambil dalam kegiatan dan perihal konversi SKS. Selain itu, harus memastikan bahwa telah memenuhi persyaratan seperti memenuhi IPK minimal, berstatus sebagai mahasiswa aktif D3, D4, atau S1 terdaftar PDDIKTI, telah mendapatkan Vaksin Covid-19, membuat Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak (SPTJM) Mahasiswa, dan beberapa persyaratan serta berkas lainnya yang harus dipenuhi.
“Kita harus berani keluar mengeksplorasi lebih jauh lagi, jangan pernah takut untuk mencoba sesuatu yang belum pernah kita lalui. Carilah pengalaman sebanyak-banyaknya dan perluaslah relasi seluas-luasnya. Sebab pengalaman adalah investasi yang paling berharga,” tutupnya.(mas/and)
Kontributor : Maissy Ar Maghfiroh, Mahasiswa Teknik Industri