Universitas Airlangga Official Website

Revolusi Artificial Intelligence dalam Dunia Medis: Solusi Inovatif untuk Diagnosis Tumor Otak

VOKASI NEWS – Revolusi artificial intelligence dalam dunia medis sebagai bentuk solusi inovatif untuk diagnosis tumor otak.

Kasus tumor otak kian meningkat setiap tahunnya, menjadi tantangan besar dalam dunia medis. Tumor otak sendiri merupakan pertumbuhan sel secara abnormal yang membentuk suatu massa. Tumor ini tidak hanya sulit terdeteksi sejak dini, namun juga memiliki dampak yang besar terhadap kualitas hidup masyarakat. Diagnosis yang cepat dan akurat diperlukan untuk menentukan langkah pengobatan terbaik. Salah satu pemeriksaan penunjang utama yang dapat mendeteksi tumor otak adalah Magnetic Resonance Imaging (MRI), yang bekerja dengan menggunakan medan magnet dan sinyal radiofrekuensi sehingga mampu memberikan gambaran rinci tentang struktur jaringan otak.

Tantangan Diagnostik

Meskipun MRI sangat efektif, kehadiran tumor kerap menyebabkan perubahan dan distorsi struktur otak yang membuat gambar sulit untuk diinterpretasikan. Hal ini dapat memengaruhi akurasi dan ketepatan diagnosis, terutama dalam membedakan jaringan otak yang normal dengan tumor. Oleh karena itu, proses yang disebut segmentasi menjadi langkah penting untuk diagnosis dengan cara menguraikan area tumor dari jaringan lainnya. Sejumlah metode segmentasi telah diterapkan, mulai dari manual dengan melibatkan sejumlah operator, hingga berbasis intensitas jaringan seperti thresholding. Namun, hal ini memiliki kekurangan dalam waktu yang relatif lama dan rentan terjadi kesalahan.

Peran AI: Teknologi Menjadi Solusi

Di sinilah peran kecerdasan buatan (Artificial Intelligence atau AI) menjadi solusi yang inovatif. Salah satu teknologi AI yang sangat unggul adalah Convolutional Neural Network (CNN). Teknologi ini dirancang untuk menganalisis gambar medis dengan cara yang jauh lebih cepat dan akurat melampaui metode tradisional. CNN bekerja seperti “mata digital” yang mampu memahami detail gambar secara mendalam. Dengan mempelajari ribuan gambar MRI, CNN dapat mengenali seluruh pola, membedakan jaringan sehat dan tumor, serta memetakan area yang terdampak. Teknologi ini tidak hanya mempercepat proses diagnosis tetapi juga menghasilkan tingkat akurasi, sensitivitas, dan spesifisitas yang tinggi.

Optimalisasi Cara Kerja CNN

Agar CNN bekerja secara optimal, perlu memperhatikan sejumlah faktor pendukung yang saling melengkapi. Mulai dari merancang sebuah struktur model dengan efektif, menggunakan sejumlah parameter yang dapat mengoptimalkan namun tetap mengefisiensi komputasi, melatih model dengan data gambar yang berkualitas tinggi dalam jumlah yang banyak melalui penerapan prosedur teknik pencitraan MRI agar memberikan pandangan yang lebih komprehensif dan membantu suatu model AI memahami karakteristik tumor dengan lebih baik.

BACA JUGA: KNV 2024, Kolaborasi 3 Bidang Soroti Potensi Kecerdasan Buatan Era Digital

Dengan memperhatikan sejumlah faktor yang saling terkait, dapat memaksimalkan setiap aspek pada teknologi AI untuk hasil yang lebih baik, dan mendukung Dokter dalam mendiagnosis dan merencanakan pengobatan dengan lebih presisi.

***

Penulis : Muhammad Alif Syawal Maulana

Editor  : Oky Sapto Mugi Saputro – Tim Branding Fakultas Vokasi UNAIR