BERITA SIKIA – Menindaklanjuti MoU kerjasama antara Sekolah Ilmu Kesehatan dan Ilmu Alam (SIKIA) UNAIR dan Shrimp Club Indonesia (SCI) yang telah disepakati bersama. SIKIA UNAIR Banyuwangi fasilitasi kegiatan pelatihan bagi laboran tambak udang anggota SCI dari berbagai daerah di Indonesia. Pelatihan yang diisi oleh para praktisi dan pakar di bidang tambak udang tersebut diselenggarakan pada Selasa (6/3/2023) hingga Sabtu (11/3/2023). Dengan rincian lima hari pertama berlokasi di laboratorium terpadu dan hari terakhir melakukan kunjungan lapangan langsung ke lokasi tambak udang SCI, Bulusan.
Peserta pelatihan terdiri dari 22 orang dari berbagai wilayah di Indonesia. Mulai dari Banyuwangi, Bali, Lombok Sumbawa, Lampung, Garut, Makassar, Garut, hingga Kalimantan. Bertempat di Laboratorium 3, Gedung Laboratorium Terpadu Kampus Giri SIKIA Banyuwangi. Pelatihan tersebut terbagi menjadi dua sesi, yaitu sesi penyampaian teori dan praktik.
Adapun materi yang diajarkan adalah cara pengambilan sampel dan penanganan; plankton (identifikasi dan kepadatan); mikrobiologi (Sterilisasi dan pembuatan media), hingga inokulasi bakteri dan perhitungan.
Salah satu Pembicara, Mila Ayu A, S.Pi., M. Si menyatakan dalam pembuatan media yang dilakukan harus mempertimbangkan kesesuaian dengan bakteri yang dibiakan. Jangan sampai keadaan lingkungan media menghambat pertumbuhan bakteri tersebut. Sehingga terjadi kegagalan dalam identifikasi dan inokulasi yang dilakukan oleh laboran.
“Apabila kita biakan lactobacillus, maka pH pada media yang diperlukan harus asam,” jelasnya.
Tidak hanya melibatkan dosen dan praktisi profesional sebagai fasilitator, mahasiswa S1-Akuakultur SIKIA turut diperbantukan dalam mendukung kesuksesan berjalannya pelatihan laboran tambak udang tersebut.
Baca juga: SIKIA UNAIR Teken Kerjasama dengan Shrimp Club Indonesia Tingkatkan SDM Budidaya Udang
Fasilitator pelatihan asal SIKIA, Arif Habib Fasya, S.Pi., M.P berharap pelatihan ini bukan hanya menjadi ajang bagi mahasiswa untuk berlatih dalam manajemen penyelenggaraan acara tersebut. Tapi juga dapat mengambil ilmu sebanyak-banyaknya dari praktisi dan laboran yang hadir.
“Mahasiswa kami libatkan sebagai panitia, tapi dengan hadirnya praktisi yang terjun langsung dan mengenal permasalahan. Diharapkan mahasiswa dapat mengambil ilmu dan bertukar ilmu dengan laboran di luar untuk menyelesaikan masalah di akuakultur,” katanya
Sebagai lembaga pembelajaran yang memiliki fasilitas laboratorium dan kelas diskusi. SIKIA tetap memerlukan pembaruan informasi dalam kasus baru yang ada di dunia tambak udang. Sehingga dapat berkolaborasi mengidentifikasi permasalahan serta menyelesaikannya secara tepat dan cepat.
“Selanjutnya mahasiswa dapat berjejaring dengan para petambak udang dan mengaplikasikan teknologi yang cocok yang digunakan untuk saat ini,” ungkap Dosen Akuakultur SIKIA tersebut.
Kegiatan terakhir ditutup dengan praktik lapangan pada tambak SCI di daerah Bulusari. Peserta tersebut mempelajari langsung permasalahan dan identifikasi indikator laboratoris yang harus dipahami mereka sebagai laboran tambak udang.
Dengan berjalannya program MoU tersebut, akan semakin meningkatkan kedudukan program studi S1-Akuakultur SIKIA dalam kerjasama nasional dan internasional. Serta membuktikan potensi Banyuwangi dalam kancah nasional sebagai laboratorium alam yang sangat cocok untuk edukasi profesional. Sehingga hadirnya Akuakultur SIKIA menjadi tonggak penyatu pendidikan profesional dalam lingkungan yang mendukung bagi mahasiswa yang belajar di dalamnya.
Penulis: Azhar Burhanuddin
Editor: Acn