KABAR FIKKIA – Lebaran tidak hanya membawa perubahan dalam pola konsumsi dan mobilitas manusia, tetapi juga berdampak besar pada kesehatan hewan peliharaan dan ternak. Banyak pemilik yang menitipkan hewan mereka selama mudik, sementara di sektor peternakan, perhatian terhadap kesehatan hewan sering kali berkurang akibat kesibukan perayaan. Kondisi ini membuka peluang bisnis di bidang veteriner, khususnya dalam layanan kesehatan hewan. Ditemui beberapa waktu lalu, (25/03/2025) drh. Zhaza Afililla, M.Si., dosen Divisi Peternakan Fakultas Ilmu Kesehatan, Kedokteran, dan Ilmu Alam Universitas Airlangga (FIKKIA UNAIR), menjelaskan bahwa pasca lebaran, berbagai tren penyakit yang muncul, sektor bisnis yang berkembang, serta strategi yang dapat dilakukan pelaku usaha veteriner untuk memaksimalkan peluang ini.

Tren Penyakit dan Peningkatan Layanan Kesehatan Hewan
Menurut drh. Zhaza, banyak pemilik hewan yang kurang memperhatikan kondisi kesehatan hewan peliharaan saat menitipkan mereka di tempat penitipan tanpa pengawasan dokter hewan. Akibatnya, kasus penyakit seperti Feline Urinary Syndrome (FUS) pada kucing, diare, serta stres akibat perjalanan mudik sering ditemukan setelah Lebaran.
“Sering kali, pemilik tidak memperhatikan aspek kesehatan saat menitipkan hewan. Akibatnya, setelah Lebaran banyak ditemukan kasus FUS pada kucing, diare, serta stres akibat perjalanan mudik,” jelasnya.
Di sektor peternakan, kesibukan pemilik selama Lebaran juga menyebabkan kurangnya perhatian terhadap ketersediaan hijauan pakan, yang berakibat pada penurunan kesehatan ternak. Menjelang Idul Adha, peternak biasanya mulai lebih memperhatikan kondisi hewannya agar siap dijual. Ini menjadi peluang bagi layanan kesehatan ternak, termasuk vaksinasi dan perawatan preventif.
Peningkatan Layanan Bisnis Veteriner
Selain klinik hewan dan kesehatan ternak, layanan grooming juga memiliki potensi besar setelah Lebaran. Banyak hewan peliharaan yang kurang terawat selama ditinggal mudik, sehingga pemilik mulai mencari layanan grooming setelah kembali ke rumah. Keadaan tersebut bisa dimanfaatkan dengan promosi layanan grooming di klinik hewan. Salah satu strategi pemasaran yang efektif adalah melalui media sosial, misalnya dengan membuat vlog harian tentang perawatan hewan di klinik.
Peluang bisnis lainnya termasuk vaksinasi, yang menjadi kebutuhan bagi pemilik hewan yang ingin menitipkan peliharaan mereka di tempat penitipan dengan standar ketat. “Beberapa tempat penitipan mewajibkan vaksinasi sebelum menerima hewan. Ini membuka peluang bagi bisnis vaksinasi, terutama dengan banyaknya libur panjang di bulan Mei mendatang,” jelasnya.
Risiko dan Peluang
Meskipun risiko zoonosis tidak meningkat secara signifikan pasca Lebaran, drh. Zhaza menekankan pentingnya pengolahan makanan hewan ternak yang benar untuk mencegah potensi penyakit. Ia juga mengingatkan agar pemilik hewan lebih bertanggung jawab dalam merawat hewan peliharaan mereka sebelum dan sesudah mudik.
“Kesehatan hewan tidak boleh diabaikan. Hewan peliharaan bukan hanya sekadar peliharaan, tetapi sudah dianggap sebagai bagian dari keluarga,” tutupnya.
Dengan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap kesejahteraan hewan, drh. Zhaza optimis bahwa bisnis veteriner akan terus berkembang, tidak hanya di kota besar tetapi juga di daerah lainnya.
Berita dalam artikel ini merupakan penerapan nilai-nilai SDGs poin ke-3 Good Health and Well-Being , dan poin ke-15 Life on Land
Penulis: Ryan Adi Taufiqurrohman
Editor: Avicena C. Nisa