Universitas Airlangga Official Website

Potensi Chaetoceros calcitrans dalam Meremediasi Logam Berat

Sumber foto: Istimewa
Sumber foto: Istimewa

Logam berat adalah salah satu polutan yang sering diidentifikasi di lingkungan perairan. Dari sudut pandang biologis, logam berat dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu esensial dan non-esensial (Cid et al., 1995). Logam berat di lingkungan perairan dapat berasal dari berbagai sumber, termasuk limbah industri, limbah domestik, limbah pertanian, pelepasan dari sedimen yang terkontaminasi atau peluruhan dari atmosfer (Nordberg, 2005). Beberapa logam berat dikenal sebagai sumber polutan air, seperti kadmium dan tembaga. Tembaga adalah jenis logam yang memiliki toksisitas yang relatif tinggi, keberadaannya di lingkungan akuatik dapat menghambat fotosintesis dan menyebabkan efek mematikan dan sublethal pada invertebrata air mulai pada konsentrasi 5 µg/L (Gross et al., 2003).

Tembaga adalah logam esensial yang merupakan komponen enzim seperti enzim oksidase dan rantai transpor electron. Selain itu, tembaga merupakan mikronutrien yang penting untuk pertumbuhan dan metabolisme berbagai alga, cyanobacteria, dan organisme lain (Asih et al ., 2013). Namun, pada konsentrasi tinggi dan waktu paparan yang lama tembaga dapat mempengaruhi aktivitas fotosintesis dan menghambat proses metabolisme yang terkait dengan pertumbuhan organisme (Pinto et al., 2003).

Kadmium adalah jenis logam non-esensial yang manfaatnya belum diketahui organisme (Nursanti et al., 2017). Dalam kehidupan sehari-hari kadmium digunakan sebagai bahan pelapis logam atau elektroplating, stabilizer, pewarnaan plastik dan baterai industri. Dalam lingkungan akuatik, logam kadmium akan mengalami biotransformasi dan bioakumulasi pada organisme hidup. Kandungan logam dalam organisme ini akan meningkat (biomagnifikasi), dan biota yang menduduki posisi trofik tertinggi dalam rantai makanan akan mengalami akumulasi terbesar (Batsalova et al., 2017).

Mikroalga Chaetoceros calcitrans adalah salah satu mikroalga yang representatif dari kelas Bacillariophyceae dan merupakan basis rantai makanan laut yang dominan. Chaetoceros calcitrans juga merupakan diatom penghasil fucoxantin yang menyumbang lebih dari 10 persen dari total perkiraan produksi karotenoid di alam (Foo et al., 2015). Berdasar hal ini, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respons pertumbuhan mikroalga Chaetoceros calcitrans karena adanya logam berat di lingkungan.

Kadar logam berat di lingkungan perairan saat ini meningkat karena aktivitas manusia di berbagai bidang. Jenis logam berat yang sering ditemukan di lingkungan perairan adalah logam berat Cd dan Cu. Kedua logam berat ini diketahui menyebabkan efek toksik pada konsentrasi tinggi. Dalam penelitian ini mikroalga Chaetoceros calcitrans akan diuji menggunakan logam berat Cd dan Cu dengan konsentrasi control (0), 0,7, 1,3, dan 1,9 ppm dengan 3 ulangan dan diekspos selama 96 jam. Hasil menunjukkan bahwa paparan logam berat dapat secara signifikan mengurangi kepadatan mikroalga. Pertumbuhan mikroalga telah menurun dengan meningkatnya konsentrasi logam berat. Kepadatan akhir mikroalga menunjukkan bahwa Cu lebih beracun daripada Cd. Ini bisa dilihat dari nilai IC50 logam berat Cu yang lebih rendah dari Cd, yaitu masing-masing 0,384 dan 0,409 ppm.

Untuk mengetahui lebih detailn potensi fitoplankton ini meremediasi logam berat dapat dibaca paada paper yang berjudul: “POTENTIAL HEAVY METALS REMEDIATION TEST ON CHAETOCEROS CALCITRANS”

Penulis: Dwi Candra Pratiwi, Niken Pratiwi, Guntur, Rarasrum Dyah K, Agoes Soegianto

Website: http://www.envirobiotechjournals.com/article_abstract.php?aid=9717&iid=277&jid=4

Dan: https://www.researchgate.net/publication/335991557_POTENTIAL_HEAVY_METALS_REMEDIATION_TEST_ON_CHAETOCEROS_CALCITRANS?_sg=XeXM4bwJCL_5FvMvDhTZE7lZqmzFw4jMX2isJOMpskCCnyfJxpEEY4E2pJ6JJ5m89LjM2FApyYdvZwpT_5pN6GabIaD0qS8HEHxpfP5l.E_q7nMxfUYPuQwFh_9DEr0cj1PciDk_8pKB-8P7mol34AxsefTvOPOkcOymg9lPEJuEquRLB0KPOMFKfc_kifw