UNAIR NEWS – “Barang siapa sabar maka dia akan beruntung”. Itulah kunci yang selalu dipegang oleh Fenita Shoviantari, S.Farm., Apt. M.Farm., wisudawan terbaik S-2 Fakultas Farmasi Universitas Airlangga, periode Maret 2017. Perjuangan perempuan asal Kediri ini patut diapresiasi. Demi mengejar lulus tepat waktu, Fenita rela menguras tenaga dan pikirannya untuk sidang proposal saat usia kehamilannya sudah tua.
“Saya hamil di semester II, jadi harus menjalani kuliah dengan aneka macam keluhan khas ibu hamil. Ya mual, muntah, pusing, sakit punggung, dsb. Di semester III ketika sedang menggebu untuk sidang proposal sebelum melahirkan, anak dalam kandungan saya ngambek, tak mau gerak, terpaksa saya harus diobservasi di rumah sakit dan tidak boleh stres,” cerita Fenita.
Kondisi itu membuat niatan untuk seminar proposal sebelum melahirkan akhirnya tertunda sampai satu bulan setelah ia melahirkan buah hatinya. Tak semulus yang dibayangkan, tantangan merampungkan tesis setelah melahirkan pun dibutuhkan banyak kesabaran dan keikhlasan.
“Pengerjaan tesis pun penuh drama, mulai dari alat rusak, terpaksa pending mengerjakan karena ASI seret, harus berkeliling berbagai fakultas di UNAIR, berbagai kampus, bahkan sampai ke UGM,” kenang Fenita.
Sempat pesimis tidak dapat lulus tepat waktu, Fenita terus dengan prinsip sabarnya. Sebab dengan bersabar ia bisa menyelesaikan tanggungjawabnya hingga tepat pada waktunya. “Semakin lama saya lulus, akan semakin lama saya meninggalkan anak. Menjadi wisudawan terbaik ini adalah bonus karena tujuan utama saya mengejar lulus tepat waktu dan bisa fokus pada anak,” kata ibu seorang anak ini. (*)
Penulis : Disih Sugianti
Editor : Nuri Hermawan