Universitas Airlangga Official Website

Prodi Battra Gelar Pengmas Internasional Kenalkan Pengobatan Tradisional

Potret peserta kegiatan saat membuat luruh boreh (Foto: Istimewa)

UNAIR NEWS – Program Studi (Prodi) D4 Pengobat Tradisional (Battra) Fakultas Vokasi Universitas Airlangga (UNAIR) mengadakan pengabdian masyarakat yang bertempat di Kelurahan Sidodadi pada Sabtu, (3/6/2023). Kegiatan itu tidak hanya melibatkan warga setempat dan mahasiswa Battra, namun juga 15 mahasiswa asing yang tergabung dalam program Academic Mobility Exchange for Undergraduate and Master at Airlangga (AMERTA). Mereka di antaranya berasal dari negara Yaman, Pakistan, Afghanistan, Malaysia, dan Taiwan.

Kegiatan tersebut menghadirkan Kepala Program Studi Battra Maya Septriana SSi Apt MSi, Wakil Dekan I Fakultas Vokasi UNAIR Dr Tika Widiastuti SE MSi, serta dosen Battra Rini Hamsidi SFarm MFarm Apt dan Edith Frederika Puruhito SKM MSc (MedSci). Pengmas kali ini bertujuan untuk mengenalkan tiga dari empat kompetensi Battra kepada masyarakat meliputi pijat, herbal, nutrisi, dan akupuntur.

Kegiatan pengmas diawali dengan pemaparan materi oleh Maya terkait pijat sebagai salah salah satu alternatif pengobatan. Menurutnya, khasiat pijat mampu menyegarkan tubuh akibat kelelahan, mengatasi gangguan sulit tidur, cedera kronis, bahkan rehabilitasi cedera.

“Pijat dengan teknik-teknik tertentu secara medis sebagai pengobatan penyembuhan terapeutik. Sehingga pijat menjadi media untuk mengembalikan keadaan tubuh kembali normal serta memelihara keadaan jasmani,” ucap Maya.

Beragam Gerakan Pijat

Ia menyebut ada beberapa gerakan pijat seperti usapan (effleurage), remasan (patrisage), gesekan (friction), pukulan (tapotement), dan getaran (vibration). Lebih lanjut, Maya juga mempraktikan gerakan pijat dasar kepada partisipan.

Selain pijat, dosen Battra Rini, mengenalkan tanaman herbal melalui pembuatan lulur boreh. Lulur khas Bali itu terbuat dari campuran kunyit, temulawak, jahe, tepung beras, dan air mawar yang memiliki banyak manfaat bagi kesehatan kulit.

Selanjutnya, sesi materi ketiga disampaikan oleh Edith yang membahas tentang nutrisi, khususnya pada kandungan buah pisang. Ia mengungkap bahwa pisang kaya akan sumber potasium dan vitamin B6 yang dapat membantu fungsi otot, permasalahan pencernaan, hingga peredaran darah.

“Berdasarkan penelitian, wanita yang mengonsumsi pisang empat sampai enam kali dalam seminggu terhindar dari risiko ginjal hingga 50 persen. Hal itu berbanding dengan mereka yang tidak konsumsi pisang,” tutur Edith.

Kegiatan berikutnya adalah pembuatan lulur boreh dan pisang goreng secara bergantian. Dalam demonstrasi tersebut, peserta kegiatan terbagi menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari gabungan masyarakat, mahasiswa Battra, serta mahasiswa asing.

Pada akhir, rangkaian pengmas ditutup dengan penyerahan sertifikat kepada perwakilan lurah Sidodadi dan penghargaan bagi peserta teraktif. Selain itu, setiap peserta mendapatkan cinderamata berupa lulur boreh dan jamu olahan Battra Cafe.

Penulis: Sela Septi Dwi Arista

Editor: Nuri Hermawan

Baca Juga: Doktor Termuda Farmasi Lulus UNAIR di Usia 24 Tahun