UNAIR NEWS – Bulan Ramadhan tidak menjadi penghalang bagi sepuluh mahasiswa Program Studi Pengobat Tradisional (BATTRA) UNAIR untuk mendedikasikan ilmu yang telah diperoleh kepada masyarakat. Melalui kegiatan Problem Based Learning (PBL) kelompok tersebut berusaha untuk memecahkan suatu masalah pada masyarakat dengan menggunakan empat kompetensi yang ada di BATTRA yaitu akupuntur, acupressure, herbal, dan nutrisi.
Kepada UNAIR NEWS, pada sabtu (9/4/2022), Ketua Pelaksana kegiatan, Bunga Azka Salsabila Afandi mengungkapkan bahwa kegiatan PBL tersebut dikemas dalam bentuk seminar dan demo masak dengan mengusung konsep Nutritive Food for Musculoskeletal Disorders at Ramadhan.
“Di bulan ramadhan kami tidak dapat melakukan terapi berupa akupuntur dan pijat maka dari itu untuk menjaga keberlangsungan kegiatan PBL, kami memutuskan untuk memberikan edukasi mengenai terapi nutrisi yang cocok untuk mengatasi gangguan muskuloskeletal khususnya di Bulan Ramadhan,” ujarnya.
Dibawah bimbingan dua dosen BATTRA yaitu Myrna Adianti SSi MKes PhD dan Edith Frederika Puruhito SKM MSc (MedSci), imbuh Bunga, kegiatan tersebut bertujuan untuk mengedukasi masyarakat dengan menyasar warga Desa Segoro Tambak, Kabupaten Sidoarjo yang berusia produktif serta mengalami gangguan muskuloskeletal.
Menghadirkan pemateri Dosen Battra, Edith Frederika Puruhito SKM MSc (MedSci), dalam seminar tersebut Ia mengulas mengenai Diet Sehat untuk Penanganan Muskuloskeletal di Bulan Ramadhan. Pada kesempatan tersebut, Ia memberikan saran diet bagi penderita muskuloskeletal. Anjuran diet sehat tersebut antara lain:
- Berbuka dengan yang manis seperti buah kurma
- Konsumsi makanan hangat seperti jahe, sereh, dan kunyit
- Minum air mineral saat buka puasa, setelah berbuka, sebelum tarawih, setelah tarawih, sebelum tidur dan setelah sahur
- Sayuran hijau
- Pilihan protein hewani seperti ikan dan protein nabati seperti kacang kedelai
Selain itu, imbuh Edith disarankan untuk tidak minum kopi atau teh ketika sahur karena dapat merangsang keluarnya cairan tubuh. “Minum kopi atau teh sebaiknya dikonsumsi setelah berbuka puasa atau setelah tarawih dan tidak dianjurkan mengkonsumsinya ketika sahur,” ungkapnya.
Setelah kegiatan seminar, imbuh Bunga, kegiatan PBL dilanjutkan dengan demo masak membuat susu kunyit, susu kurma, dan puding bunga telang. Melihat antusias yang tinggi dari warga sasaran, Bunga berharap kegiatan tersebut dapat bermanfaat bagi masyarakat.
“Harapan kedepannya masyarakat akan mengimplementasikan asuhan mandiri terapi nutrisi ini dengan baik karena kami telah membekali masyarakat dengan pamflet dan E- Book mengenai 30 menu berbuka sahur dan takjil. Selain itu harapannya masyarakat akan merasakan pengurangan rasa nyeri khususnya pada kasus gangguan muskuloskeletal yang dirasakan,” pungkasnya.
Penulis: Indah Ayu Afsari
Editor: Nuri Hermawan