Universitas Airlangga Official Website

Prodi Fisika UNAIR Adakan Workshop 3D Printing untuk Siswa SMK di Trenggalek

UNAIR NEWSKian hari persaingan di industri menjadi kian ketat. Hal ini salah satunya dilatarbelakangi dengan perkembangan industri yang sudah memasuki revolusi industri 4.0. Revolusi Industri 4.0 ditandai dengan cyber-physical systems. Era ini menuntut manusia agar terkoneksi dengan manusia lain, dengan mesin-mesin industri, dan dengan segala sesuatu yang ada di sekitarnya. Selain itu, antar mesin maupun perangkat dan peralatan yang lainnya juga bisa saling terkoneksi satu sama lain. Intinya, semua sistem fisik saling terkoneksi melalui proses virtual maupun cyber systems.

Adanya revolusi industri 4.0 ini akan bisa meningkatkan produktivitas secara signifikan. Ada beberapa teknologi kunci yang menandai era revolusi industry 4.0 sudah dimulai. Teknologi kunci tersebut antara lain Internet of Things (IoT)Advance RoboticsArtificial IntelligenceHuman Machine Interface, dan 3D Printing.

Teknologi 3D printing telah berkembang pesat dan diprediksi akan menjadi salah satu teknologi yang akan mengubah dunia di masa depan. Sebab, teknologi ini memberikan warna baru pada dunia perindustrian. Pemanfaatannya bukan hanya pada satu bidang industri saja, namun bisa lebih dari satu sektor industri yang terpengaruh. Saat ini 3D printing sudah dapat dimanfaatkan dalam dunia medis, fashion, dan otomotif. Di bidang medis, teknologi 3D Printing digunakan untuk produk implant yang bisa mirip dengan jaringan atau organ aslinya.

Selain dunia industri dan medis, teknologi 3D printing juga sudah merambah di dunia pendidikan khususnya SMK yang berbasis industri. Melalui program teaching factory yang diprogramkan oleh pemerintah, terbukti dengan adanya program tersebut mampu menggugah kreatifitas siswa SMK sehinga mampu menghasilkan karya 3D printing.

Karya yang sering dibuat siswa SMK adalah prototipe dari sebuah produk kerajinan, rumah tangga, aksesoris, otomotif, media pembelajaran, maupun prototipe untuk produk dengan perusahaan skala besar.  Adanya prototipe-prototipe ini akan membantu sebuah perusahaan melakukan riset suatu produk baru yang akan dihasilkan. Hal ini merupakan peluang terbuka bagi lulusan SMK nanti untuk masuk dalam industri atau perusahaan yang menggunakan teknologi 4.0. Selain itu, ketrampilan dan kemampuan yang berkaitan dengan produk ini dapat menjadi pintu lulusan SMK untuk bekerja secara mandiri (wiraswasta) yang produktif dan tidak menjadi beban bagi orang tua.

SMK di Trenggalek

Trenggalek merupakan salah satu kota kabupaten di Jawa Timur yang memiliki jumlah SMK cukup banyak. Terdapat 36 SMK yang tersebar hampir di semua kecamatan di Kabupaten Trenggalek. Jumlah ini menggambarkan potensi calon tenaga kerja tingkat medium yang berada di Kabupaten Trenggalek. Dibutuhkan bekal yang memadai untuk bisa bersaing memperebutkan peluang kerja dalam industri yang menggunakan teknologi 4.0.

Laboratorium Fisika Material Universitas Airlangga merupakan salah satu lembaga yang telah menggunakan 3D printing dalam penelitian yang terkait dengan material medis. Pembentukan pori yang saling terkoneksi sebagai implant tulang, cangkok organ, dan gigi adalah beberapa prototipe yang selama ini sudah dikerjakan oleh dosen dan mahasiswa.

Pengalaman tersebut perlu disharingkan dengan siswa SMK dengan obyek yang berbeda, sesuai dengan arah pengembangan di masing-masing sekolah di Kabupaten Trenggalek. Atas dasar kebutuhan tersebut pada hari Sabtu (15/8/2023) telah diadakan Workshop 3D Printing Bagi Siswa SMK Di Kabupaten Trenggalek Sebagai Modalitas Menyongsong Era Industri 4.0 di SMKN 2 Trenggalek. Workshop diikuti sebanyak 40 siswa, terutama kelas XII Jurusan Arsitektur yang sudah familiar dengan software SketchUp sebagai dasar mendesain obyek menggunakan 3D printing.

Dalam sambutannya Kepala Sekolah SMKN 2 Trenggalek Drs Sumitra MM mengucapkan terima kasih atas kerja sama yang dilakukan prodi Fisika UNAIR dengan sekolahnya. Antusiasme peserta dapat dilihat dari respon yang sangat positif yang tergambar dari evaluasi yang mereka berikan. Hampir 100 persen peserta menyatakan sangat senang dan memperoleh pengetahuan 3D printing dari para ahlinya. Selain itu, mereka meminta kegiatan ini dilakukan secara regular. (*)