Universitas Airlangga Official Website

Prof. Abdurachman: Ujaran Positif Miliki Dampak Besar dalam Kesehatan Tubuh

Prof. Dr. Abdurachman dr., M.Kes., PA(K), ketika menyampaikan orasi ilmiahnya pada pengukuhan Guru Besar UNAIR (18/12/2019) di Aula Garuda Mukti, Kantor manajemen Kampus C UNAIR. (Foto : Muhammad Alif Fauzan)

UNAIR NEWS – Banyak cara yang bisa ditempuh untuk menjadi sehat, seperti rutin berolahraga, mengatur pola makan, dan pola aktivitas serta menjaga kebersihan lingkungan. Namun, salah satu tips awet sehat yang belum banyak diketahui adalah bertutur kata yang baik dan tepat.

Seperti yang diungkapkan Prof. Dr. Abdurachman dr., M.Kes., PA(K), ketika memaparkan orasi ilmiahnya pada pengukuhan Guru Besar UNAIR (18/12/2019) di Aula Garuda Mukti, Kantor manajemen Kampus C UNAIR. “Sebuah kalimat ucapan memiliki peran signifikan dalam menjaga kondisi kesehatan,” ujarnya.

Prof. Abdurachman menuturkan, kalimat tepat yang dimaksud adalah tepat pada kata-kata, subjek, dan objek serta dosisnya. “Tentunya juga harus tepat pada situasi dan bagaimana penyampaiannya,” imbuhnya.

Terkait hal itu, seorang peneliti internasional Masaru Emoto dari Jepang melakukan beberapa eksperimen. Hasilnya, diketahui bahwa air yang diberi kata terimakasih kemudian dibekukan didapati gambaran kristal yang terbentuk sempurna tersusun komplek dan indah. Sebaliknya, gambaran kristal pada es yang diberi kata “kamu bodoh” menjadi rusak bahkan tidak ada kristal yang terbentuk.

Penelitian itu juga dilakukan terhadap nasi. Meskipun benda padat, ternyata hasilnya tidak jauh berbeda. Nasi menjadi tidak mudah busuk dan tidak mudah basi.

Prof. Abdurachman, Guru Besar Fakultas Kedokteran (FK) ke-112 itu juga memaparkan bahwa tubuh perlu ketahanan terhadap penyakit yang tinggi agar tidak mudah sakit. “Tingkat imunitas yang tinggi merupakan barometer ketahanan tubuh terhadap segala macam penyakit,” ungkapnya.

Menilik masalah BPJS yang akhir-akhir ini terjadi, Prof. Abdurachman mengatakan bahwa upaya itu dapat menjadi solusi sehat yang murah dan mudah dilakukan. “Kalau dengan mengubah kebiasaan berkata buruk menjadi berkata yang baik dan tepat mudah dilakukan oleh semua lapisan masyarakat, saya kira upaya ini sangat potensial,” tuturnya.

“Sekecil apa pun perubahan yang kita lakukan, jika kita lakukan secara serentak maka Indonesia pasti segera terlepas dari masalah kesehatan,” tutupnya. (*)

Penulis: Erika Eight Novanty

Editor: Khefti Al Mawalia