Universitas Airlangga Official Website

Prof Erwin Ungkap Tantangan dan Strategi Pengendalian PIE-RE

Prof Dr dr Erwin Astha Triyono SpPD-KPTI FINASIM saat membacakan pidato pengukuhannya sebagai Guru Besar FK UNAIR pada Rabu (20/12/2023) di Aula Garuda Mukti UNAIR. (Foto : Imam Ariadi)

UNAIR NEWS – Prof Dr dr Erwin Astha Triyono SpPD-KPTI FINASIM resmi sebagai Guru Besar dalam bidang ilmu Infeksi Virus Dengue Penyakit Infeksi Emerging dan Re-Emerging Kejadian Luar Biasa Infeksi. Upacara pengukuhan guru besar FK UNAIR tersebut berlangsung pada Rabu (20/12/2023) di Aula Garuda Mukti, Kampus MERR (C), UNAIR.

Dalam kegiatannya, Prof Erwin membacakan pidato yang berjudul Tantangan dan Strategi Pengendalian Penyakit Infeksi Emerging dan Re-Emerging (PIE-RE). Ia menjelaskan bahwa PIE-RE adalah penyakit infeksi yang cepat menyebar di populasi manusia dan tersebabkan oleh agen biologi, termasuk virus, bakteri, jamur, dan parasit.

“Sebagian besar, 75 persen penyakit infeksi merupakan zoonosis yang artinya tertularkan dari hewan kepada manusia,” ujarnya.

Ia pun merinci bahwa PIE-RE dapat terbagi menjadi tiga kategori, yaitu New Emerging Infectious Diseases, yang menyerang manusia untuk pertama kalinya. Penyakit yang telah ada sebelumnya namun meningkat sangat cepat ke daerah geografis baru. Selanjutna, Re-emerging Infectious Diseases, penyakit yang kasusnya sudah terkontrol namun meningkat kembali.

Dalam konteks Indonesia, Prof Erwin menekankan bahwa perkembangan masalah PIE-RE dipengaruhi oleh faktor manusia, seperti jumlah populasi dan meningkatnya perjalanan internasional. “Dan juga faktor lingkungan negara tropis dengan populasi hewan liar yang beragam juga mendukung berkembangnya mikroorganisme penyakit,” sambungnya.

Selain itu, perubahan perilaku manusia juga berdampak signifikan pada penyebaran PIE-RE. Perubahan habitasi hewan atau patogen menyebabkan mereka lebih dekat dengan manusia sehingga meningkatkan risiko penularan penyakit. Semua faktor tersebut, menurutnya, memiliki potensi memicu wabah lokal hingga pandemik jika tidak ditangani dengan tepat.

Ia pun memberikan gambaran situasi epidemiologi beberapa PIE-RE yang menjadi ancaman di Indonesia. Sebagai contoh, beliau membahas kasus Mpox, COVID-19, dan HIV-AIDS. Untuk PIE-RE jenis Re-Emerging, Prof Erwin membahas Tuberkulosis (TB) dan Dengue, penyakit yang masih menjadi perhatian serius di berbagai daerah di Indonesia.

Dalam mengatasi tantangan ini, Prof. Erwin menekankan pentingnya konsep One Health yang berbasis pada surveilans penyakit berbasis masyarakat dan laboratorium. “Konsep One Health sebenarnya sangat bagus karena dapat mendeteksi penyakit secara tepat dan akurat. Namun, implementasinya masih kurang optimal karena adanya ego sektoral,” kata Prof. Erwin.

Menurunya, konsep One Health dapat dilakukan dengan penguatan kerjasama lintas sektoral melalui pengesahan undang-undang turunan dari peraturan yang sudah ada. Selain itu, penguatan pelayanan kesehatan, integrasi sistem database informasi kesehatan, dan pemaksimalan gaya hidup sehat juga menjadi fokus upaya pengendalian PIE-RE di Indonesia. (*)

Penulis: Afrizal Naufal Ghani

Editor : Nuri Hermawan