UNAIR NEWS – Pemilu semakin dekat, tapi masih banyak orang yang masih bingung dalam menentukan pilihan. Kali ini Demi Indonesia Cerdas Memilih hadir untuk membantu para pemilih awam maupun mereka yang pernah mengikuti pemilu sebelumnya, agar lebih bijak dalam bersikap. Acara ini merupakan talkshow kerja sama antara Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) dengan detikcom.
Demi Indonesia Cerdas Memilih menghadirkan sejumlah tokoh-tokoh terbaik dari Surabaya. Salah satunya adalah Prof Dr Mohammad Nasih SE MT Ak Rektor Universitas Airlangga sebagai keynote speaker. Acara berlangsung di Dyandra Convention Center Surabaya pada Selasa (6/2/2024). Prof Nasih menyampaikan, tercatat kurang lebih 1.700 mahasiswa rantau UNAIR memutuskan memilih di Surabaya. Mereka akan memilih di sekitar TPS Wonorejo dan Gubeng.
Prof Nasih juga mengimbau kepada mahasiswa UNAIR untuk tidak terlibat dalam kegiatan politik uang. Hal itu bertujuan untuk menjaga integritas, transparansi, dan keadilan dalam proses pemilu.
“Kami memberikan pembelajaran di awal terutama pemilih pemula untuk menentukan dengan cerdas calon pemimpin lima tahun kedepan,” tuturnya.
Dosen FEB UNAIR itu juga mengatakan bahwa dalam menyemarakkan pemilu 2024, UNAIR juga memberikan tugas kepada mahasiswa untuk mengamati situasi di TPS. Pengamatan itu akan mereka tulis menjadi cerita pendek atau paper dan nantinya akan kami berikan Sistem Kredit Prestasi (SKP).
Selain itu, untuk meninjau jalannya pemilu, BEM UNAIR bekerja sama dengan seluruh BEM di Surabaya dan Badan Pengawas Pemilihan Umum Republik Indonesia (BAWASLU) agar proses pemilu nanti berjalan dengan lancar. “Semua proses dilakukan oleh kawan-kawan UNAIR dengan cerdas, untuk Indonesia yang lebih baik di kemudian hari bukan sekedar rujukan kepentingan sesaat,” ungkapnya.
Prof Nasih menambahkan, dalam PEMILU itu ia berharap mahasiswa untuk toleran menyangkut antar pilihan. Sebuah prinsip yang sangat penting dalam demokrasi. Ini menekankan pentingnya menghargai perbedaan pendapat, menghormati hak setiap individu untuk berpartisipasi dalam proses demokratis, dan menghormati hasil pemilihan, terlepas dari pilihan politik masing-masing individu.
Ia menekankan bahwa mahasiswa harus cerdas dalam memilah dan memilih informasi sebagai sumber berita yang valid dan terpercaya. Prof Nasih mengimbau untuk tidak terprovokasi berita hoax dan menggadaikan idealisme hanya secercah rupiah.
“Jadilah pemilih cerdas dalam mempertimbangkan kepemimpinan jangka panjang, mulai cari tahu rekam jejak pilihan paslon. Ibarat seperti memilih sekolah program studi, bukan hanya kebutuhan sesaat tapi lebih dari itu,” jelasnya.
Penulis: Mutiara Rachmi Karenina
Editor: Khefti Al Mawalia