UNAIR NEWS – Universitas Airlangga kembali menggelar kegiatan pengukuhan guru besar. Kegiatan yang dikemas dalam Sidang Terbuka itu mengukuhkan empat guru besar baru di lingkungan UNAIR pada Rabu (8/12/2021) di Aula Garuda Mukti, Kampus C UNAIR.
Di antaranya adalah Prof. Dewi Melani Hariyadi, S.Si., M.Phil., Apt., Ph.D dalam bidang Ilmu Farmasetika Fakultas Farmasi, Prof. Dr. Hartati, Dra., M.Si dalam bidang Ilmu Kimia Fakultas Sains dan Teknologi, Prof. Dr. Indah Listiana Kriswandini, drg., M.Kes dalam bidang Ilmu Biologi Oral Fakultas Kedokteran Gigi, dan Prof. Dr. Alfiah Hayati, M.Kes dalam bidang Ilmu Fisiologi Hewan Fakultas Sains dan Teknologi.
Dalam sambutannya, Rektor UNAIR Prof. Nasih mengatakan adanya tambahan guru besar akan lebih memberikan kontribusi secara signifikan bagi kemajuan baik nasional maupun global. Ide dan gagasan yang disampaikan guru besar baru merupakan energi dan semangat baru yang akan menginspirasi masyarakat.
“Diharapkan, gagasan yang sudah disampaikan dapat ditindaklanjuti dalam langkah riset yang lebih riil untuk bisa menghasilkan sesuatu yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat baik nasional maupun internasional,” ungkapnya.
Prof Nasih mengungkapkan bahwa itu merupakan tugas para guru besar dan akademisi untuk dapat mengoptimalkan pemanfaatan itu sebaik-baiknya untuk kesejahteraan umat manusia. Menurutnya, mencari dan menemukan sesuatu bermanfaat dan mencari obat dari segala penyakit adalah tugas dari para cerdik cendekia.
“Tidak ada penyakit yang tidak ada obatnya, yang ada penyakit tersebut belum ditemukan obatnya oleh para peneliti,” paparnya.
itu adalah tanggung jawab yang besar bagi guru besar dalam meningkatkan dan menindaklanjuti riset-risetnya. Salah satunya yang berkaitan dengan design penghantaran obat, dan pemanfaatan katalis yang lebih ramah lingkungan akan menjadi solusi bagi persoalan yang dihadapi bersama.
“Guru besar dan cerdik cendekia diharapkan mampu mengarahkan perilaku masyarakat dan menemukan solusi agar bermacam upaya yang seringkali dianggap lazim dan berdampak tidak baik dapat dihindari dan diberikan alternatif pemanfaatannya,” tuturnya.
Sementara itu, Prof Nasih, lanjutnya, menjadi guru besar berarti memegang amanah ilmu pengetahuan dan kesejahteraan dengan jalan mencari dan memberikan solusi atas berbagai macam persoalan dan alternatif baik kehidupan yang lebih mulia dan efektif agar yang normal menjadi new normal. “Kami siap mendorong riset-riset yang ditindaklanjuti menjadi produk yang siap dimanfaatkan oleh masyarakat dan dampaknya menjadi luar biasa,” bebernya.
Di akhir, Rektor UNAIR mengatakan bahwa keberadaan Universitas Airlangga hanya akan diakui manakala akademisinya akan terus menerus memberikan kontribusi, dan solusi bagi masyarakat dan negara. “Kita berharap riset yang dilakukan tidak hanya berhenti pada publikasi semata, tapi outcome-nya diharapkan bisa menghasilkan produk,” tutupnya.
Penulis: Khefti Al Mawalia