UNAIR NEWS – Sebagai seorang tenaga kesehatan sangat penting untuk berkomitmen mencari cara mencapai perawatan dengan keandalan tinggi guna menjaga keselamatan pasien. Hal tersebut sebagaimana yang dituturkan oleh Prof Tan Kok Hian, Group Director and Senior Associate Dean of Sing-Health Institute for Patient Safety and Quality DUKE-NUS Medical School dalam 1st International Symposium on Patient Safety and Quality. Ia membawakan materi bertajuk “Patient Engagement: Best Practices from Singapore & Beyond.”
Helatan Pusat Riset Keselamatan Pasien Universitas Airlangga (UNAIR) secara perdana digelar di Hotel Bumi Surabaya City Resort pada Senin (20/11/2023). Dalam salah satu pemaparannya, ia menyebutkan lima aspek tindakan keselamatan pasien global yang perlu ditinjau, yang dimana berkaitan dengan keterlibatan pasien dan keluarga. Pertama, adalah pola pikir dan budaya. Kedua, strategi untuk menerapkan keandalan perawatan yang tinggi. Ketiga, memastikan proses aman dan berkualitas tinggi. Keempat, berkaitan dengan keterlibatan pasien. Terakhir, adalah pendidikan dan pelatihan staf.
Lebih lanjut ia memaparkan tujuan dari tindakan tersebut, seperti memberikan informasi dan advokasi pasien dengan baik. Jika ada insiden, perlu diadakan pengungkapan insiden keselamatan pasien kepada para korban secara transparansi. Namun, Prof Tan juga menggarisbawahi bahwa staf juga perlu belajar dari pengalaman tersebut. Selain itu, perlu dilakukan pengembangan kebijakan guna menghasilkan perawatan pasien yang efektif dan handal.
“Jadi bersama dengan pasien, kami mencari cara untuk mencapai perawatan dengan keandalan tinggi dan menargetkan nihil bahaya. Jadi tidak ada kejadian yang membahayakan, tidak ada penggunaan berlebihan, tidak ada kesalahan pengobatan, tidak ada komplikasi, tidak ada perawatan yang tidak terjangkau,” tegas Prof Tan dalam speech.
Selain aspek yang telah disebutkan, Prof Tan menegaskan bahwa komitmen kepemimpinan menjadi landasan penting. Dalam hal ini, kepemimpinan tersebut dapat melibatkan pembangunan budaya kolaborasi dan kesabaran.
“Lalu apa yang perlu kita lakukan untuk maju? Pertama, tindakan kepemimpinan untuk keterlibatan pasien, kita perlu mengubah pola pikir bahwa penting untuk menjalin kemitraan dengan pasien dan mempertimbangkan. Pada kenyataannya, bekerja sama untuk layanan kesehatan yang lebih baik perlu untuk memiliki kemampuan dan pengembangan kapasitas,” pungkasnya.
Meningkatkan Tingkat Aktivasi Pasien
Prof Tan juga memaparkan bahwa tenaga medis akan dipertemukan dengan berbagai tipe pasien yang berbeda. Menanggapi hal itu, baginya, penting sekali bagi seorang tenaga medis meningkatkan aktivasi pasien dengan cara yang bervariasi.
“Kita pasti akan menjumpai pasien yang patuh karena mereka aware terhadap partisipasi mereka dalam perawatan medis. Namun, sayangnya terkadang masih ada beberapa pasien yang tidak patuh terhadap prosedur medis. Maka dari itu, kita harus bisa memposisikan diri kita untuk terhubung dengan mereka,” tuturnya.
Jadi, sambungnya, kita dapat memanfaatkan kelompok pasien yang memiliki awareness untuk mempermudah pelayanan kesehatan? Misalnya, seorang pasien yang memiliki kemampuan mendeteksi dan melaporkan kejadian nyaris celaka dan kesalahan, mereka dapat berpartisipasi dalam program yang mendidik pasien tentang bahaya keselamatan. Tidak hanya itu, mereka juga dapat berperan aktif dalam keselamatan pasien dan terlibat dalam mendorong upaya meningkatkan budaya keselamatan.
“Jadi disini kita memiliki level yang berbeda. Mereka bisa berada dalam kelompok pendukung pasien. Mereka dapat melakukan perawatan yang berpusat pada orang di mana mereka memberikan umpan balik dan partisipasi dalam suatu program atau mereka bisa berada di entitas perawatan mitra,” tutur Prof Tan.
Penulis: Aidatul Fitriyah
Editor: Khefti Al Mawalia