Universitas Airlangga Official Website

Profil Klinis dan Epidemiologi Pasien Infertilitas Pria di Unit Andrologi RSUD Dr. Soetomo – Surabaya – Indonesia

Ilustrasi oleh Detik.com

Infertilitas didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk memiliki keturunan dalam waktu satu tahun dengan hubungan seksual yang teratur (2-3 kali seminggu), tanpa kontrasepsi. Infertilitas pada pria mencakup hampir setengah dari total kasus infertilitas. Meski telah banyak kemajuan ilmu dan teknologi kedokteran, khususnya dalam penanganan infertilitas, angka kasus infertilitas masih tinggi. Sebuah penelitian dilakukan untuk mendeskripsikan epidemiologi kasus infertilitas di Indonesia, yang meliputi profil klinis dan klinis pasien infertilitas pria, khususnya di Surabaya. Penelitian dilaksanakan dalam bulan Januari sampai dengan Desember 2017 di Unit Andrologi Dr. Rumah Sakit Soetomo, Surabaya, Indonesia. Pria yang didiagnosis infertil oleh spesialis andrologi dilibatkan dalam penelitian ini.

Hasilnya didapatkan usia rata-rata pasien infertilitas pria adalah 33,76 tahun dan rata-rata usia wanita adalah 30,4 tahun. Sebanyak 25% pasien adalah rujukan dari dokter kandungan, dan 12% dirujuk oleh dokter umum, sedangkan 63% kasus tanpa rujukan. Rata-rata keterlambatan konsultasi rata-rata adalah 4,46 tahun. Durasi rata-rata infertilitas adalah 4,25 tahun. Infertilitas primer merupakan kasus terbanyak, terdiri dari 90% dari total kasus, sedangkan sisanya adalah infertilitas sekunder. Dari segi riwayat kesehatan, penyakit menular seksual ditemukan dua kasus (1,6%), riwayat merokok ditemukan 84 kasus (68,29%) dan pemakaian celana ketat sebanyak 27 kasus (21,95%). Selain itu, dari pemeriksaan umum, ditemukan obesitas dengan indeks massa tubuh (IMT) lebih dari 30% pada 13 kasus (8,13%). Pada pemeriksaan fisik didapatkan varikokel pada 28 kasus (22,76%). Pada hasil pemeriksaan semen analisis sesuai standar WHO 2010 kelainan tersering adalah asthenoteratozoospermia.

Beberapa hal yang diketahui berperan terhadap infertilitas adalah usia dimana peningkatan akan akan berbanding terbalik dengan fertilitas, masa pubertas yang terlambat yang disebabkan oleh perbedaan tingkat hormon reproduksi yang dapat mengakibatkan kualitas semen yang buruk saat dewasa, merokok, memakai celana ketat yang akan menghasilkan produksi yang panas berlebihan yang dapat mengganggu proses spermatogenesis, varikokel yang meningkatkan suhu di pembuluh darah yang melebar, refluks metabolit toksik dan hipoksia testis yang disebabkan oleh stasis pembuluh darah yang berkontribusi negatif terhadap kualitas sperma, obesitas yang dikaitkan dengan beberapa kondisi medis termasuk kesuburan dan kelainan atau ketiadaan sperma yang dapat menyebabkan ketidakmampuan untuk membuahi oosit.

Infertilitas adalah keadaan sangat kompleks dan membutuhkan penanganan lintas bidang ilmu. Pemahaman profil klinis infertilitas pria merupakan hal penting dalam tatalaksana infertilitas.

Penulis : Antonius Wahyudi, Petrus Supardi, Pety Narulita, Reny I’tishom, Silvia W Lestari

Informasi detail dari artikel ini dapat diakses pada laman berikut: http://www.jgpt.co.in/index.php/jgpt/issue/view/156

(Male Infertility: An Epidemiological and Clinical Profile at the Andrology Unit of Dr. Soetomo Hospital, Surabaya, Indonesia)